Jangan Takut Beli Rumah di Usia Muda. Ini Sebabnya!

Membeli rumah ternyata bisa menemukan masa depan yang bertanggung jawab.

oleh Kantrimaharani diperbarui 06 Okt 2016, 15:00 WIB
Diterbitkan 06 Okt 2016, 15:00 WIB
Gaya Hidup Berubah, Saat Sudah Miliki Rumah
Membeli rumah ternyata bisa menemukan masa depan yang bertanggung jawab.

Liputan6.com, Jakarta Salah satu penulis buku tentang investasi, Ryan Filbert dikenal sebagai anak muda yang sudah mulai terjun berinvestasi sejak usianya masih 18 tahun.

Seperti dilansir dari bukunya yang berjudul ‘Menjadi Kaya dan Terencana dengan Reksadana’, Ryan menuliskan bahwa rencana masa depan tidak bisa ditunda dengan kalimat “lihat bagaimana nanti saja”.  Sebab, hidup akan terus berjalan dan mengalami perubahan.

"Orang yang bekerja belum tentu bisa merasakan hidup layak. Sedangkan kehidupan akan senantiasa berubah, dinamis. Misalnya saja menikah dan memiliki anak yang tentunya akan mendorong kebutuhan seseorang sehingga semakin besar,” tulis Ryan.

Atas dasar pemikiran itulah, Ryan pun tergerak untuk mulai bermain saham. Dan benar saja, kendati melalui berbagai kendala dan kebangkrutan, buktinya saat ia berusia 30 tahun, sudah memiliki return dari saham sebesar 8% – 12% setiap tahunnya.

Pengalaman yang menggiurkan ini sayangnya hanya dialami oleh segelintir anak muda di Indonesia. Di tengah maraknya gaya hidup hedon kaum milenial, beberapa orang justru merasakan penyesalan, sambil bergumam “kenapa saya tidak memikirkan dulu-dulu ya?

Seperti dilansir dari Rumah.com, Kaukabus Syarqiyah, perencana keuangan mengatakan kesalahan finansial terbesar yang dialami oleh kaum muda adalah sulitnya memprediksikan berbagai kemungkinan pada jangka panjang.

“Biasanya kerap dialami oleh fresh graduater (lulus kuliah) yang baru bekerja, dan baru memegang uang, mereka biasanya ‘meledak-ledak’ untuk menuruti semua keinginannya yang terpendam. Misalnya, fesyen, kuliner, gadget, dan jalan-jalan.”

Tidak salah memang membeli barang-barang yang disuka atau jalan-jalan ke tempat yang belum pernah didatangi, tetapi sekali lagi itu semua bukanlah kebutuhan premier jangka panjang.

“Dengan kebutuhan yang terus meningkat, alangkah baiknya anak muda sudah harus berpikir bagaimana memanfaatkan uangnya untuk menghasilkan investasi yang baik,” tutur wanita yang kerap disapa Kikau ini.

Kikau juga menuturkan, salah satu bentuk investasi yang juga memenuhi kebutuhan premier manusia adalah membeli hunian.

“Kita lihat sekarang, pertumbuhan manusia semakin tinggi, lahan kian terbatas, dan berdampak kepada tingginya harga properti karena semakin banyak yang membutuhkan. Artinya, ada nilai investasi jangka panjang di sana,” tutur Kikau.

Lebih lanjut, Kikau juga mengatakan bila seseorang sudah berani membeli rumah, dia akan mulai memiliki komitmen menata finansialnya untuk masa depan.

(Lihat juga: Cari Rumah di Depok)

Berikut ini beberapa komitmen yang bisa terjadi kepada kaum muda yang sudah membeli rumah, berdasarkan pengalaman konsumen yang sudah diwawancarai Rumah.com:

Gaya Hidup Berubah Setelah Miliki Rumah

Hemat

Jaka Priambada Destian (29 tahun) mengatakan, saat ia memutuskan membeli rumah secara kredit/KPR gaya hidup berubah 180 derajat.

“Dulu, saya suka banget jalan-jalan. Setiap punya uang saya sisihkan buat beli peralatan naik gunung, sepatu, dan tiket jalan-jalan. Namun, setelah saya memiliki rumah, rasanya sangat sayang bila harus mengeluarkan uang untuk hal seperti itu,” ujar Jaka.

Saat ditanya, apakah ada penyesalan saat membeli rumah, Jaka mengatakan tidak sama sekali. Karena di masa depan saya membutuhkan rumah untuk istri dan anak-anak saya.

Bekerja keras

“Rencana membeli rumah saja sudah menunjukan komitmen finansial yang positif apalagi bagi mereka yang komitmen membeli rumah secara kredit. Urusannya bisa jadi dengan pihak ketiga, yakni perbankan yang masih berlaku bunga dan denda,” tutur Kikau.

Karena takut dengan berbagai kemungkinan yang terjadi, mau tidak mau maka mereka akan bekerja keras agar mampu bertahan dan konsisten membayar cicilan.

Kreatif

Bekerja dengan keras saja, tidak cukup. Buktinya, Jaka memutuskan untuk mencari uang tambahan dengan bekerja sambilan.

“Kerja sambilan bisa membantu untuk kebutuhan lain, misalnya untuk membeli furnitur dan keperluan di rumah lainnya,” katanya.

Hidup berjalan teratur dan bertanggung jawab

“Saat saya membeli rumah, saya juga merasa hidup berjalan teratur. Punya rumah mau enggak mau saya juga harus merawatnya. Jadi, saya tahu kapan bayar listrik, kapan bayar air, bayar kebersihan, dan lain-lain. Dan kebiasaan inilah mendorong karakter saya untuk menjadi orang yang bertanggung jawab,” tutur Jaka.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya