Liputan6.com, Jakarta Harus diakui jika Singapura merupakan negara yang cukup menonjol di bidang desain. Bahkan di tahun 2016 ini World Design Rankings (WDR) mendudukkan Singapura di peringkat ke-15 sebagai negara yang paling menonjol berdasarkan jumlah penghargaan internasional dan jumlah karya desain yang memenangkan kompetisi. Indonesia sendiri berada di peringkat 59.
Salah satu desainer interior ternama dari Singapura adalah David Tay, yang berkarya lebih dari 40 tahun. Deretan panjang karya-karyanya bahkan tidak hanya dapat disaksikan di Singapura saja tetapi juga di Indonesia, India, Hongkong, hingga Timur Tengah.
Baca juga: Benarkah Desain Hunian Tematik Memudahkan Penjualan?
Advertisement
Dunia bahkan telah mencatat kiprah dan kepiawaian Tay dalam buku Baron Who’s Who in Interior Design yang dipublikasikan di Amerika Serikat pada tahun 1990. Di tahun 2008 Tay bahan juga mendapatkan predikat sebagai Local Hero di ranah Desain Interior oleh majalah Prestige Singapura.
Tidak hanya mendesain, Tay pun konsisten melahirkan dan membina desainer-desainer muda berbakat. Melalui perannya sebagai juri kompetisi bergengsi Asia Young Designer Award, desainer interior Hotel Omni Batavia ini berkesempatan mengamati secara langsung potensi-potensi muda bidang desain interior dari Indonesia.
Karenanya, Tay membuka peluang kerja magang di perusahaan desain interior miliknya, ETHOSpace, bagi para pemenang kompetisi tersebut. “Tiap tahun, sejak 2012, kami memiliki peserta magang yang direkrut dari 5 besar terbaik dari 300 individu yang terpilih dalam kompetisi Asia Young Designer Award,” jelas Tay lewat siaran persnya kepada Rumah.com.
Selain menggali potensi muda, Tay juga berkolaborasi dengan seniman local – termasuk seniman dari Indonesia dalam setiap pekerjaan interior yan dilakukannya. Sebut saja lukisan Marilyn Monroe yang diaplikasikan pada projek interior di salah satu unit Apartemen Pacific residence. “Kolaborasi dengan seniman lokal ini dijalin sebagai bentuk apresiasi kami terhadap eksistensi dan karya-karya mereka,” tambahnya.
Dan di tahun ini, E&U – anak perusahaan ETHOSpace – hadir di Jakarta. Perusahaan ini akan fokus pada kebutuhan desain interior sekaligus sebagai perpanjangan tangan David Tay di Indonesia.
Tim desainer E&U sendiri terdiri dari talenta-alenta muda dari dalam negeri yang beberapa di antaranya merupakan pemenang ajang Asia Young Designer Award. “Kami bangga bahwa generasi milineal yang dimiliki Indonesia ini mendapatkan mentoring langsung oleh ahlinya, Mr. Tay, sehingga benar-benar siap bersaing menghadapi pasar internasional,” jelas Anoop vaswani, Director E&U.
“Hasilnya, E&U mewarisi kualitas kerja yang sama seperti induknya, ETHOSpace. Jadi yang membedakan hanya pada sasaran marketnya,” tambah Anoop.
Jadi jika desain ETHOSpace diperuntukkan untuk desain yang super mewah seperti hotel, pusat perbelanjaan, serta museum, maka E&U sebagai sub-brand menawarkan kualitas desain yang sama untuk segmen market kelas menengah-atas, terutama pemilik rumah pertama atau first home owner.
Tidak hanya untuk rumah tinggal, E&U juga memberikan layanan desain untuk perkantoran dan tempat usaha lain seperti restoran dan kafe.
Foto: Istimewa