Liputan6.com, Jakarta Mencari informasi mendalam sangat dibutuhkan ketika Anda memutuskan untuk membeli sesuatu yang bernilai tinggi seperti rumah. Pasalnya uang yang Anda keluarkan bukan hanya belasan juta saja, melainkan lebih dari Rp200 juta.
Apalagi di beberapa kasus yang menimpa masyarakat, masalah kecurangan yang dilakukan pihak pengembang masih sering terjadi. Meski di satu sisi Pemerintah sudah mengambil langkah dalam membasmi pengembang nakal.
Seperti pernah dialami Lik Kismawati, warga Sidoarjo. Ceritanya bermula pada akhir Oktober 2014 silam, dimana ia dan suaminya bertekad untuk membeli rumah dalam klaster. Karena sudah ‘kepincut’ lokasi dan harganya, ia pun segera mendatangi kantor pemasaran perumahan.
Advertisement
Lik dan suaminya membayar booking fee dan menandatangangi surat pemesanan rumah. Pihak marketing tak lupa menerangkan surat-surat apa saja yang harus disiapkan, sambil mengangsur uang muka dan pembangunan rumah.
Janjinya enam bulan dari approval bank, rumah sudah bisa ditempati. Menunggu hingga Agustus 2015, ia dan suaminya diminta datang ke bank untuk realisasi Kredit Pemilikan Rumah. Padahal kondisi rumah saat itu masih 80%. Akses jalan juga belum dibuat.
Dan ternyata, impian pasangan suami-istri ini menempati rumah baru tinggal harapan. Setelah akad KPR seakan tak ada progres, pembangunan rumah pun ditinggal begitu saja.
Lik bahkan sudah mencoba berkirim surat ke pihak developer maupun ke bank, tetapi tidak ada tanggapan sama sekali. Demikian seperti diulas dalam laman Rumah.com.
Cara Review yang Tepat
Belajar dari kasus yang membelit Lik dan suaminya, sudah saatnya Anda yang berencana membeli rumah dalam waktu dekat, harus lebih giat mencari informasi sebanyak-banyaknya baik dari aspek internal maupun eksternal.
Dalam kaitannya dengan aspek eksternal, langkah pertama yang bisa dilakukan adalah mencari tahu tentang lokasi dan kondisi lingkungan sekitar perumahan. Misalnya apakah bebas banjir, areanya sering terkena pemadaman listrik, atau selalu macet di pagi dan sore hari lantaran ada jalur alternatif di situ.
Bahkan menurut hasil survei Rumah.com Property Affordability Sentiment Index, sebanyak 87% pencari properti menganggap keamanan dan kenyamanan lingkungan sebagai faktor terpenting kedua, setelah lokasi (98%).
9 dari 10 orang bilang lokasi lebih penting daripada harga saat mencari rumah. Setujukah Anda? Suarakan pendapat Anda lewat survei Rumah.com Property Affordability Sentiment Index. Berhadiah total 10 juta untuk 5 pemenang!
Selain itu, pastikan juga harga rumah yang diincar tidak terlampau mahal dibanding tetangganya. Apalagi jika konsep dan desain yang ditawarkan hampir serupa. Informasi soal harga rumah yang wajar di satu lokasi bisa dengan mudah Anda dapatkan lewat Rumah.com Property Index (RPI).
Data harga yang dirangkum dalam RPI sangat akurat, dan selalu diupdate tiap tiga bulan sekali. Jadi Anda bisa tahu timing buyer, kenapa harga turun, hingga penyebab yang mendasarinya.
Lewat Review Properti di Rumah.com, Anda juga akan dimudahkan saat hendak berkunjung ke lokasi perumahan. Ulasan ini menyajikan mulai dari rute menuju perumahan, kedekatannya dengan fasilitas sekitar, potensi lokasi, sampai detail perumahannya.
Dari hasil ‘berselancar’ singkat, Anda bahkan bisa mengecek legalitas pembangunan proyek sampai dengan tahap pengerjaan yang dilakukan. Langkah ini setidaknya bisa meminimalisir keraguan jika pengembang membangun hunian dengan sistem indent.
Sudah menemukan hunian yang Anda idam-idamkan dan punya potensi bagus di masa depan? Jika belum, cek di sini untuk pilihan hunian potensial dengan harga mulai dari Rp500 jutaan!
Advertisement