Bagi Konsumen Apartemen, Jarak ke Public Transport Sangat Penting

Sebanyak 61% menegaskan bahwa jarak rumah ke sarana transportasi umum ‘Sangat Penting’ dalam pertimbangan mencari hunian, sementara 26% menegaskan ‘Penting’.

oleh Fathia Azkia diperbarui 24 Okt 2018, 11:05 WIB
Diterbitkan 24 Okt 2018, 11:05 WIB
pembangunan proyek apartemen
Konsumen properti dewasa ini cukup concern saat mempertimbangkan pemilihan hunian utamanya apartemen.

Liputan6.com, Jakarta – Semakin menipisnya lahan hunian yang dekat dengan pusat kota membuat suplai hunian bergeser ke wilayah perbatasan. Bagi pencari hunian, lokasi boleh jauh dari pusat aktivitas, asalkan transportasi umum tetap mudah diakses.

Survei Rumah.com Property Affordability Sentiment Index H2-2018 menunjukkan bahwa 87% responden menganggap kedekatan hunian dengan sarana transportasi umum, baik itu halte bus, stasiun kereta api, dan lainnya, adalah hal yang penting.

Dari 1.000 responden yang berpartisipasi dalam survei, sebanyak 61% menegaskan bahwa jarak rumah ke sarana transportasi umum ‘Sangat Penting’ dalam pertimbangan mencari hunian, sementara 26% menegaskan ‘Penting’.

Sementara itu, batas toleransi jarak dari hunian ke sarana transportasi umum adalah di bawah 1km. Pada jarak ini, sebanyak 51% menganggapnya dekat/sedang.

Saat ditanya seputar lokasi, sebanyak 69% responden menyertakan kedekatan dengan kantor sebagai salah satu pertimbangannya. Pertimbangan lain adalah jarak dengan sekolah anak-anak, yakni sebesar 47%.

(Eits, jangan coba-coba beli rumah di pinggir kota tanpa menyimak ulasan wilayahnya di Area Insider Rumah.com!)

Senada dengan hasil survei, rupanya konsumen properti dewasa ini cukup concern saat mempertimbangkan pemilihan hunian utamanya apartemen.

Kondisi ini setidaknya bisa dibuktikan dari hasil penjualan Kebayoran Apartemen, yang terpantau cukup bagus sejak dipasarkan dua tahun lalu. Apartemen tersebut hanya berjarak satu kilometer dari Halte Busway Cipulir, sehingga penghuni bisa mengakses pusat kota dalam waktu singkat.

Kepada Rumah.com, Direktur Utama PT Kebayoran Parama Propertindo, Susanto Kiswandono mengatakan, “Saat ini unit di tower pertama sudah terjual 75% dari total 341 unit. Sisanya (94 unit) kami harapkan sold out  di kuartal satu tahun 2019.”

Simak juga: Biaya-Biaya Yang Harus Disiapkan Jika Beli Apartemen

Kebayoran Apartemen dipasarkan dengan harga mulai Rp500 juta sampai Rp1 miliar. Dari penjualan yang sudah ada, pihaknya mengklaim bahwa 100% pembeli berasal dari kalangan end user. 

“Jika biasanya apartemen kebanyakan dibeli oleh investor, di proyek kami tidak demikian. Penyebanya adalah karena lokasi dan pangsa pasar di sekitar Kebayoran Apartemen, yang didominasi pusat perdagangan dan sekolah. Tak heran 60% konsumen kami masih berusia di bawah 40 tahun sehingga bisa disebut keluarga muda,” katanya saat acara topping off.

Susanto mengungkapkan, penyebab cukup bagusnya penjualan proyeknya juga lantaran masih sedikitnya kompetitor di koridor Kebayoran – Cipulir. Kalaupun ada, harga pesaingnya jauh lebih tinggi.

“Harga yang lain tidak apple-to-apple. Mereka rata-rata membanderol Rp25 juta per m2. Dan lagi, potensi kenaikan harga Kebayoran Apartemen masih cukup baik, sekitar Rp3 juta per m2 dalam kurun waktu kurang dari dua tahun,” tukasnya.

Simak Review Properti untuk mengetahui ulasan mendalam tentang apartemen incaran Anda

Hanya Rumah.com yang percaya Anda semua bisa punya rumah

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya