Hilang Semangat Hidup Ditinggal Pasangan, Sebab Simpanse KBS Mati

"Terima kasih, Shasa, untuk mengijinkan kami berbagi hidup dan diberi kesempatan untuk mengenal dan merawatmu," kata Aschta.

oleh Dian Kurniawan diperbarui 15 Agu 2015, 22:33 WIB
Diterbitkan 15 Agu 2015, 22:33 WIB
Drone untuk simpanse (1)
Penggunaan drone untuk penyelamatan populasi simpanse.

Liputan6.com, Surabaya - Shasa, simpanse betina koleksi Kebun Binatang Surabaya (KBS) ditemukan sudah tidak bernapas di kandangnya. Primata berusia 35 tahun itu merupakan satwa sumbangan dari Kebun Binatang Singapore.

Dia datang di KBS pada 18 Juli 1996 dan diperkirakan pada saat tersebut berumur 16-17 tahun. Shasa lahir dari alam liar Afrika dan kemudian disumbangkan ke Kebun Binatang Singapore.

‎Namun sayangnya, pada Jumat 14 Agustus 2015 kemarin, sekitar pukul 08.50 WIB, Kepala Departemen Kesehatan Satwa, Rahmat Suharta menemukan Shasa mati.

Staf Komunikasi Komunikasi KBS Ryan Adi Djauhari menceritakan awal mulanya, Shasa datang bersama Jono, simpanse jantan yang juga dari Kebun Binatang Singapore. Sejak saat itu Shasa dan Jono merupakan pasangan sejiwa dan tidak terpisahkan satu sama lain.

"Jono mati pada 21 Mei 2014 dengan penyebab utama karena Pneumonia dan diduga Shasa pun mengindap penyakit yang sama, selanjutnya langsung dilakukan pengobatan. Kehilangan Jono, merupakan pukulan terberat untuk Shasa dengan terlihat dalam berbagai perilaku," jelas Ryan saat dikonfirmasi Liputan6.com di Surabaya, Sabtu (15/8/2015).

Ryan menambahkan pihaknya sudah berusaha memasangkan Shasa dengan simpanse jantan lainnya, juga berasal dari Kebun Binatang Singapore, Idi. Tetapi kedua mamalia itu menolak.

"Kesehatan Shasa kembali turun sejak Desember 2014, terjadi gangguan syaraf yang mengakibatkan setengah badannya tidak dapat digerakkan dan lumpuh. Setelah dilakukan pengobatan sampai dengan Januari 2015 tidak terlihat perubahan kondisi," imbuh Ryan.  

Februari 2015, tim medis melakukan pengobatan alternatif dengan menggunakan pengobatan herbal, selanjutnya ‎membuahkan hasil dengan kemajuan dari perubahan kondisi Shasa.

"Juni 2015, Shasa pulih dan mulai beraktivitas normal dan dosis pengobatan herbal diturunkan sampai dengan Juli 2015. Hasil pemeriksaan darah terakhir diambil pada Agustus menunjukkan kondisi kesehatan Shasa telah pulih," lanjut Ryan.  

Hasil otopsi menunjukkan ditemukan flek-flek hitam di paru-paru dan terdapat indikasi radang paru-paru kronis serta radang ginjal. Peradangan pada rahim terlihat, tetapi kondisi ini ada korelasi dengan kondisi Shasa sedang menstruasi.

"Dampak psikologis akibat hilangnya pasangan hidup diduga berperan besar atas merosotnya kondisi kesehatan dan motivasi untuk hidup dari Shasa," tandas Ryan.

Pjs Direktur Utama PDTS KBS, Aschta Tajudin, menyatakan Shasa telah membagi hidup bersama keluarga besar KBS selama 19 tahun dalam segala warna dan kebahagiaan.

"Kami sangat berduka kehilangan sahabat simpanse, dan berharap Shasa dapat berkumpul kembali dengan Jono pada episode kehidupan selanjutnya. Terima kasih, Shasa, untuk mengijinkan kami berbagi hidup dan diberi kesempatan untuk mengenal dan merawatmu. Shasa tutup usia pada umur 36 tahun," pungkas Aschta. (Bob/Ali)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya