Warga Kabupaten Bandung: Ini Banjir Terparah Sejak Saya Tinggal

Barang berharga seperti sepeda motor dan beberapa barang elektronik turut menjadi korban banjir Bandung.

oleh Kukuh Saokani diperbarui 14 Mar 2016, 14:50 WIB
Diterbitkan 14 Mar 2016, 14:50 WIB
Banjir Kabupaten Bandung
Banjir merendam kawasan Baleendah, Kabupaten Bandung, Jawa Barat. (www.twitter.com/@aboutbdgcom)

Liputan6.com, Baleendah - Banjir yang melanda Kabupaten Bandung tahun ini dinilai terparah dalam sejarah banjir di Kampung Cieunteung, Kelurahan Baleendah, Kecamatan Baleendah.

Salah satu warga Cieunteung, Warisan (52) menyebutkan, selama tinggal di Cienteung selama 11 tahun terakhir banjir tahun ini merupakan yang paling cepat mencapai titik tertinggi. Bahkan hampir seluruh warga Cieunteung tidak memprediksi banjir akan terjadi.

"Biasanya kalau banjir tinggi seperti ini nunggu 2 sampai 3 hari. Kita sudah prediksi bakal ada banjir tapi 12 jam sudah tinggi," kata Warisan saat ditemui di lokasi banjir, Senin (14/3/2016).

Dia mengatakan, barang berharga seperti sepeda motor dan beberapa barang elektronik turut menjadi korban. "Karena memang kita nggak bisa prediksi. Tiba-tiba udah tinggi," ucap Warisan.

Hal senada diutarakan Asep (47). Warga asli Cieunteung ini memprediksi, banjir tahun ini bakal berlangsung lebih lama dari biasanya.

"Ini kalau hujan lagi atau seperti Sabtu (12 Maret2 016) kemarin, ketinggian air bisa semakin tinggi. Kemarin saja 4 sampai 5 meter ada. Ini surut mungkin bisa lebih dari 1 bulan. Biasanya hanya 1 bulan," tutur Asep.

2 orang tewas dan 24.000 jiwa terdampak meluapnya Sungai Citarum di Kabupaten Bandung, Jawa Barat, akibat hujan deras yang mengguyur sejak Selasa 8-13 Maret. Puncak banjir terjadi pada Sabtu 12 Maret 2016 pukul 16.00-19.30 WIB.

"Sehingga menyebabkan banjir yang cukup luas dan merendam 15 daerah di Kabupaten Bandung," kata Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya