2 Kelompok Nelayan Bentrok di Samudra Hindia

Nelayan tradisional mengepung kapal pengguna pukat harimau di Samudra Hindia.

oleh Yuliardi Hardjo Putro diperbarui 21 Mar 2016, 14:45 WIB
Diterbitkan 21 Mar 2016, 14:45 WIB
Seorang nelayan berusaha menangkap ikan dengan cara tradisional menggunakan Lukah, semacam perangkap ikan yang diletakkan ke dasar perairan di perairan Teluk Nibung, Padang, Sumbar. (Antara)

Liputan6.com, Bengkulu - Dua kelompok nelayan terlibat bentrok di Perairan Samudra Hindia , tepatnya di wilayah perairan Pasar Tais Kecamatan Seluma, Provinsi Bengkulu.

Kedua kelompok yang terlibat bentrok adalah para nelayan tradisional kabupaten Seluma dengan 3 unit kapal yang diduga menggunakan jaring trawl atau biasa disebut Pukat Harimau.

Ujang Beledang, seorang nelayan Pasar Ngalam Seluma, mengatakan saat ini puluhan kapal tradisional melakukan pengeringan kapal pukat harimau yang sedang beroperasi melepas jaring.

"Kemungkinan saling serang terjadi, sebab mereka sangat ngotot, bisa saja kapal mereka kami bakar di laut," ujar Ujang di Bengkulu, Senin (21/3/2016).

 



Direktur Polair Polda Bengkulu Kombes Pol Dede Ruhiat Junaidi mengaku sudah menerima laporan pengeringan di laut tersebut. Polisi sudah berkoordinasi dengan pihak Dinas Kelautan dan Perikanan untuk mengambil langkah pencegahan.

"Patroli sudah kita kirim untuk meminimalisasi potensi kriminalitas di laut," tegas Dede.

Terpisah, Kapolres Seluma AKBP Joko Sadono mengatakan, pihaknya sudah melakukan pengamanan di kawasan kampung nelayan Pasar Seluma, sebab dikhawatirkan ada bentrok lanjutan di darat.

"Personel kita kirim ke permukiman nelayan untuk pengamanan saja," jelas Kapolres.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya