400 Hektare Sawah di Jambi Tertimbun Lumpur

Lumpur itu terbawa banjir bandang yang menerjang Jambi.

oleh Bangun Santoso diperbarui 30 Mar 2016, 10:30 WIB
Diterbitkan 30 Mar 2016, 10:30 WIB
Sawah di Jambi Terendam Banjir hingga Tradisi Makepung
Belasan hektare sawah yang baru saja ditanami di Jambi, terendam banjir, hingga tradisi Makepung kembali digelar di Kabupaten Jembrana.

Liputan6.com, Jambi - Sedikitnya 400 hektare (ha) sawah yang sudah ditanami padi tertimbun lumpur di Kecamatan Limun, Kabupaten Sarolangun, Jambi. Material lumpur masuk persawahan karena terbawa banjir bandang yang melanda daerah itu pada Senin dinihari pekan ini.

Gubernur Jambi Zumi Zola menginstruksikan pemerintah Kabupaten Sarolangun bersama Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) mendata dan evakuasi korban.

Kepala BPBD Provinsi Jambi, Arif Munandar, mengatakan banjir diakibatkan meluapnya Sungai Batang Limun yang merupakan anak Sungai Batanghari di Kabupaten Sarolangun. Meluapnya sungai itu diduga akibat maraknya aktivitas penambangan emas ilegal di sepanjang sungai itu.

"Dari hasil pendataan, tidak ditemukan korban jiwa. Namun banjir sudah meluas hingga dua kecamatan lain, yakni Kecamatan Pelalawan dan Kecamatan Sarolangun," ujar Arif Munandar di Jambi, Rabu (30/3/2016).

Ia menyebutkan, total ada 87 rumah warga terendam banjir setinggi 1-3 meter. Satu jembatan gantung terendam sehingga memutuskan akses antar-desa. Sejumlah fasilitas juga lumpuh seperti masjid, musala, dan sekolah dasar.

"Evakuasi sudah dilakukan tim BPBD dibantu Brimob dan TNI," kata Arif.

Aaat melihat langsung kondisi banjir, Zumi Zola menyatakan akan segera memanggil tiga bupati, yakni Bupati Sarolangun, Merangin dan Bungo, untuk membahas masalah penambangan emas ilegal. Zola menduga banjir tersebut akibat maraknya penambangan ilegal tersebut.

"Kita akan cari solusi, harus dikaji ulang. Banjir ini akibat ulah manusia sendiri, begitu juga bagaimana mencari solusi penanganan korban banjir," kata Zola.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya