Liputan6.com, Jakarta - Dakwah sering kali diidentikkan dengan peran kiai atau ulama yang menyampaikan ilmu agama di pesantren atau majelis taklim. Namun, menurut KH Ahmad Bahauddin Nursalim atau Gus Baha, dakwah bisa dilakukan dengan cara yang lebih luas, termasuk melalui dunia olahraga seperti sepak bola.
Gus Baha menuturkan bahwa banyak orang di luar Islam mengenal agama ini bukan dari para kiai, melainkan dari para pemain sepak bola muslim yang berprestasi. Nama-nama besar seperti Muhammad Salah dan Zinedine Zidane menjadi bukti bahwa Islam bisa dikenal melalui sepak bola.
Advertisement
"Orang Inggris itu kadang kenal Islam ya lewat Muhammad Salah, itu pemain bola. Karena mereka gak ingin ngamati kiai, yang diamati pemain itu," ujar Gus Baha dalam sebuah tayangan di kanal YouTube @ghazalianschool.
Advertisement
Ia menambahkan, fenomena ini juga terjadi di Prancis. Dahulu, negara itu memiliki sentimen negatif terhadap Islam. Namun hal itu bisa berubah lantaran keberhasilan Zidane membawa Prancis juara dunia yang mengubah persepsi banyak orang. Ia merupakan keturunan imigran Muslim dari Aljazair.
Zidane, yang memiliki nama asli Zainuddin Yazid, berasal dari keluarga imigran Aljazair. Awalnya, keberadaannya sebagai Muslim di Prancis tidak diterima dengan baik. Tetapi ketika ia menjadi bintang sepak bola dan membawa kebanggaan bagi negaranya, sikap masyarakat mulai berubah.
"Itu dulu imigran dari Aljazair dan itu dibenci sama orang Prancis. Tapi setelah yang membawa Prancis juara dunia itu, mereka enggak benci Islam. Karena yang membawa kebanggaan Prancis juara dunia adalah seorang Zidane," jelas Gus Baha.
Perubahan pandangan ini membuktikan bahwa prestasi dalam bidang olahraga bisa menjadi cara efektif untuk memperkenalkan Islam dan dakwah. Masyarakat yang sebelumnya memiliki prasangka mulai melihat bahwa seorang Muslim juga bisa menjadi simbol kebanggaan nasional.
Baca Juga
Â
Simak Video Pilihan Ini:
Membentuk Opini tentang Islam
Selain Zidane, beberapa pemain sepak bola Muslim lainnya juga berperan dalam membangun citra Islam yang positif. Beberapa di antaranya adalah Karim Benzema, N’Golo Kanté, dan Paul Pogba, yang turut berkontribusi dalam kemenangan timnas Prancis.
"Apalagi kalau enggak salah, pasti itu ada tiga pemain Muslim di timnas Prancis," tambah Gus Baha. Hal ini menunjukkan bahwa peran Muslim di dunia sepak bola semakin diakui.
Gus Baha menegaskan bahwa dakwah tidak selalu harus dilakukan melalui mimbar atau majelis ilmu. Setiap orang, dalam bidangnya masing-masing, bisa menjadi perantara kebaikan dan memperkenalkan Islam dengan cara yang lebih luas.
Ia juga menyebutkan bahwa sering kali orang mengira Islam akan diterima melalui kajian atau buku-buku tentang toleransi. Namun, dalam banyak kasus, justru interaksi langsung melalui dunia olahraga yang lebih efektif.
"Orang ngira orang Prancis tidak benci Islam kan nunggu toleransi beragama lewat buku-buku toleransi, ternyata enggak," ucap Gus Baha.
Sepak bola sebagai olahraga paling populer di dunia memiliki pengaruh yang besar dalam membentuk opini publik. Keberhasilan para pemain Muslim di kancah internasional menjadi sarana efektif dalam mengenalkan Islam secara lebih dekat kepada masyarakat luas.
Â
Advertisement
Bukti Nyata Tokoh Olahraga Bisa Sebarkan Agama
Selain itu, para pemain Muslim juga menunjukkan identitas keislaman mereka secara terbuka. Misalnya, Muhammad Salah yang dikenal rajin bersujud setelah mencetak gol, atau Sadio Mané yang tetap menjalankan ibadah puasa saat bertanding.
Hal-hal semacam ini membuat banyak orang mulai memahami bahwa Islam bukan sekadar agama, tetapi juga membawa nilai-nilai positif seperti disiplin, kerja keras, dan sportivitas.
Gus Baha menegaskan bahwa selama ini banyak orang berasumsi bahwa Islam hanya bisa dikenal melalui ceramah atau diskusi akademik. Namun, dunia nyata membuktikan bahwa tokoh-tokoh olahraga bisa lebih efektif dalam menyebarkan pesan Islam.
Karena itu, ia mendorong umat Muslim untuk terus berkarya dan berprestasi dalam berbagai bidang. Tidak hanya di dunia akademik atau keagamaan, tetapi juga dalam dunia olahraga, seni, hingga hiburan.
Ia menambahkan bahwa umat Islam harus bangga dengan identitas mereka dan tidak ragu untuk menunjukkan nilai-nilai agama dalam kehidupan sehari-hari.
"Yang penting kita tetap jadi Muslim yang baik, berprestasi, dan bermanfaat bagi orang lain. Itu sudah termasuk dakwah," tutup Gus Baha.
Penulis: Nugroho Purbo/Madrasah Diniyah Miftahul Huda 1 Cingebul
![Loading](https://cdn-production-assets-kly.akamaized.net/assets/images/articles/loadingbox-liputan6.gif)