Liputan6.com, Cilacap - Syaban sebagai bulan mulia diantaranya karena bulan ini diapit dua bulan mulia lainnya yakni Rajab dan Ramadhan. Bulan Sya'ban merupakan bulan kedelapan dalam penanggalan hijriyah.
Terdapat malam penuh kemuliaan di bulan Syaban ini yakni malam Nisfu Syaban. Malam nishfu Syaban ialah malam pertengahan di bulan Syaban.
Advertisement
Rasulullah SAW menganjurkan untuk menghidupkan malam ini dengan melakukan amal ibadah, sebab di malam ini Allah SWT melihat amalan dan menurunkan ampunan untuk hamba-hamba-Nya.
Advertisement
Baca Juga
Lantas kapan malam Nishfu Sya’ban 2025 menurut NU dan Muhammadiyah dan amalan apa yang bisa dilakukan pada malam itu?
Simak Video Pilihan Ini:
Menurut Nahdlatul Ulama
Mengutip NU Online, Lembaga Falakiyah Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (LF PBNU) menetapkan bahwa awal bulan Sya'ban 1446 H jatuh pada Jumat, 31 Januari 2025 M.
Keputusan ini diumumkan melalui surat bernomor 22/PB.08/A.II.01.13/13/01/2025 yang ditandatangani oleh Ketua LF PBNU KH Sirril Wafa dan Sekretaris LF PBNU H Asmui Mansur pada Rabu (29/1/2025).
Penetapan tersebut didasarkan pada tidak terlihatnya hilal karena ketinggiannya masih berada di bawah ufuk di seluruh wilayah Indonesia pada Rabu Legi, 29 Rajab 1446 H atau 29 Januari 2025 M.
"Sebagai tindak lanjutnya maka awal bulan Sya'ban 1446 H bertepatan dengan Jumat Pon 31 Januari 2025 M (mulai malam Jumat) atas dasar istikmal." tulis pengumuman tersebut.
Dari pengumuman tersebut, dapat diambil kesimpulan bahwa malam Nisfu Sya'ban akan terjadi pada Kamis (13/2/2025) malam.
Advertisement
Nisfu Sya'ban menurut Muhammadiyah
Sementara itu, Muhammadiyah juga menetapkan Nisfu Syaban 2025 jatuh pada Jumat (14/2/2025). Sementara, malam Nisfu Syaban jatuh pada Kamis (13/2/2025) selepas waktu Maghrib.
Penetapan tanggal itu ditentukan menggunakan Kalender Hijriah Global Tunggal (KHGT). Kalender Hijriah Global Tunggal (KHGT) adalah sistem penanggalan Islam yang dirancang untuk menyatukan kalender Hijriah di seluruh dunia.
Kalender ini bertujuan agar umat Islam di berbagai negara memiliki satu acuan yang sama dalam menentukan awal bulan Hijriah, terutama untuk penentuan Ramadhan, Idul Fitri, dan Idul Adha. KHGT menggunakan prinsip hisab (perhitungan astronomi) yang baku dan diterima secara global, sehingga mengurangi perbedaan dalam penentuan tanggal-tanggal penting dalam Islam.
Amalan Malam Nisfu Sya'ban
Melansir laman Kemenag, berikut ini adalah amalan yang bisa dilakukan pada malam Nisfu Sya'ban.
1. Memperbayak Membaca Istighfar
Umat Islam dianjurkan untuk memperbanyak membaca istighfar, memohon ampun kepada Allah atas segala kesalahan yang telah diperbuat. Sebab, manusia tidak pernah lepas dari suatu kesalahan, perbuatan dosa, dan kemaksiatan.
Sayyid Muhammad bin Alawi seperti menjelaskan bahwa istighfar merupakan salah satu amalan utama yang harus dibiasakan umat Islam, terlebih di waktu istimewa seperti malam Nisfu Sya’ban. Hal ini sebagaimana termaktub dalam kitab Ithmi’nânul Qulûb dilansir dari NU Online dalam tulisan berjudul Tiga Amalan Sunnah di malam Nisfu Sya’ban.
“Istighfar dapat memudahkan rezeki, sebagaimana dijelaskan dalam Al-Qur’an dan hadits. Pada bulan Sya’ban pula dosa diampuni, kesulitan dimudahkan, dan kesedihan dihilangkan,” sambung Sayyid Alawi. Meskipun Nisfu Sya’ban merupakan malam ampunan, tetapi tidak semua dosa dapat diampuni di malam itu. Ada dosa-dosa kemaksiatan lain yang tidak bisa diampuni dalam malam istimewa itu. Dikutip dari NU Online dalam Dosa-dosa yang Tak Diampuni di Malam Nisfu Sya’ban, dosa-dosa yang dianggap termasuk dalam kelompok dosa yang besar tidak akan diampuni pada malam-malam pengampunan dosa seperti nisfu Sya‘ban dan juga malam-malam pengampunan yang lain. Hal tersebut dituliskan Sayyid Muhammad dalam kitab-kitabnya.[3]
2. Melaksanakan Sholat Sunnah di Malam Nisyfu Sya’ban
Keutamaan pada bulan Sya’ban yang lain adalah di pertengahan bulan yang disebut dengan Nisyfu Syaban. Nisyfu Syaban merupakan hari atau malam pertengahan bulan Sya’ban, yakni pada 15 Sya’ban.
Pada bulan ini, umat Islam dapat memperbanyak amalan dengan berpuasa dan menunaikan shalat malam. Sebagaimana yang telah diriwayatkan dalam hadits berikut:
إِذَا كَانَتْ لَيْلَةُ النِّصْفِ مِنْ شَعْبَانَ فَقُومُوا لَيْلَهَا وَصُومُوا نَهَارَهَا. رواه أبو دود
Artinya: “Jika tiba malam Nisfu Syaban, maka shalatlah (sunnah) pada malam harinya (malam lima belas) dan berpuasalah (sunnah) pada siang harinya (hari kelima belas).” (HR. Ibnu Majah)
Selain itu, dalam hadits riwayat Ibnu Hibban juga dijelaskan bahwa Nisyfu Syaban menjadi momen Allah SWT mengampuni seluruh penduduk Bumi. Kecuali orang-orang yang berlaku syirik atau menduakan Allah SWT dan menyimpan rasa dengki seperti yang dijelaskan dalam hadits berikut:
يَطَّلِعُ اللهُ إِلَى خَلْقِهِ فِي لَيْلَةِ النِّصْفِ مِنْ شَعْبَانَ فَيَغْفِرُ لِجَمِيعِ خَلْقِهِ إِلاَّ لِمُشْرِكٍ أَوْ مُشَاحِنٍ رَوَاهُ ابْنُ حِبَّانَ والطَّبَرَانِيُّ وَالْبَيْهَقِيُّ
Artinya: “Allah merahmati para hamba-Nya di malam Nisfu Syaban, maka Ia mengampuni semua makhluk-Nya kecuali orang yang musyrik dan seorang muslim yang ada permusuhan, kedengkian dan kebencian terhadap muslim lain karena urusan duniawi.” (HR Ibnu Hibban, th-Thabarani dan al-Baihaqi).
Penulis: Khazim Mahrur / Madrasah Diniyah Miftahul Huda 1 Cingebul
Advertisement
![Loading](https://cdn-production-assets-kly.akamaized.net/assets/images/articles/loadingbox-liputan6.gif)