Jasa Anjing Pelacak Bongkar Sindikat Narkoba Internasional

Anjing pelacak berfungsi sebagai basis pertahanan terakhir setelah analis di terminal, bandara, pelabuhan, maupun pintu-pintu pencegahan.

oleh Panji Prayitno diperbarui 07 Apr 2016, 14:35 WIB
Diterbitkan 07 Apr 2016, 14:35 WIB
Jasa Anjing Pelacak Bongkar Sindikat Narkoba Internasional
Anjing pelacak berfungsi sebagai basis pertahanan terakhir setelah analis di terminal, bandara, pelabuhan maupun pintu-pintu pencegahan. (Liputan6.com/Panji Prayitno)

Liputan6.com, Cirebon - Sindikat narkoba internasional tak bisa diberantas tanpa kerja sama. Selain manusia, ada sosok lain yang juga berjasa dalam pemberantasan narkoba. Ia adalah anjing pelacak.

Kasubdit Narkotika Direktorat Jenderal Bea dan Cukai RI, Eko Darmanto, mengakui peran penting anjing pelacak dalam mengungkap sindikat narkotika. Ia mengatakan beberapa kasus terungkap berkat endusan anjing pelacak.

"Saat itu kami kerja sama Bareskrim Polri berhasil mengidentifikasi narkotik di pengangkut mobil. Selain itu, pengungkapan juga berhasil dilakukan kantor pos di Medan," ucap Eko Darmanto saat mengikuti acara Pengungkapan Sindikat Internasional Narkotika dan Pemusnahan Barang Bukti Hasil Operasi Bersinar, Rabu, 6 April 2016.

Eko mengatakan anjing pelacak berfungsi sebagai basis pertahanan terakhir setelah analis di terminal, bandara, pelabuhan maupun pintu-pintu pencegahan di Indonesia. Selama operasi kasus sindikasi narkotika internasional, keberadaan anjing pelacak selalu berkontribusi.

Dalam pencegahan sindikasi narkotika, anjing pelacak ditempatkan di bagian belakang, tempat di mana barang-barang mulai turun dari bagasi pesawat melalui konveyor dan x-ray. "Jadi, pengawasannya double layer, ada anjing pelacak dan ada petugas yang mengecek barang bawaan penumpang," kata dia.

Menteri Keuangan Bambang Brodjonegoro mengatakan, 70 persen upaya pencegahan penyelundupan narkotika paling banyak melalui jalur Malaysia. "Sisanya Taiwan, Iran, Singapura, Belanda, Nigeria," tutur dia.

Berdasarkan data statistik, dari Januari sampai Maret 2016, operasi pencegahan narkoba mencapai 237 persen atau 2,4 kali dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Selain lewat Bandara Soekarno Hatta, pintu masuk lain yang disasar sindikat narkoba internasional adalah Batam, Balai Karimun, Bandung, Medan, Tanjung Pinang dan Kantor Pos Pasar Baru.

Modus pengiriman yang digunakan juga bermacam-macam. Mulai disembunyikan dalam tubuh tersangka hingga mengirimkan lewat paket. "Negara kita semakin jadi target dan sasaran narkoba," ucap Bambang.

Selain barang bukti narkoba, Badan Narkotika Nasional (BNN) juga berhasil mengamankan Rp 84 miliar aset bergerak hasil operasi Bersinar. Dirjen Pemberantasan Irjen Arman Safari menyampaikan dalam operasi tersebut, pihaknya bersama penyidik Polri juga mengamankan barang bukti lain selain narkoba.

"Kami juga menindaklanjuti tindak pidana narkoba dengan pencucian uang," ucap Arman.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya