Trauma Keluarga Sandera Abu Sayyaf di Padang

Keluarga Wendi berencana menggelar syukuran di rumah gadang, Padang, Sumatera Barat setelah putranya bebas dari Abu Sayyaf.

oleh Erinaldi diperbarui 03 Mei 2016, 14:05 WIB
Diterbitkan 03 Mei 2016, 14:05 WIB
Keluarga Sandera Abu Sayyaf di Padang
Keluarga sandera Abu Sayyaf di Padang trauma.

Liputan6.com, Padang - Orangtua Wendi Rakhadian berharap bisa segera bertemu anak sulungnya yang telah dibebaskan kelompok Abu Sayyaf. Menurut Asmiza, ibu kandung Wendi, keluarga berencana menggelar syukuran di rumah gadang, Padang, Sumatera Barat.

"Kalau Wendi sudah di Padang, kita akan gelar syukuran di 'rumah gadang'," kata Asmiza di Padang, Senin, 2 April 2016.

Rumah kediaman orang tua Wendi di Jalan M Hata, RT 01 RW 01, Pasar Ambacang, Kecamatan Kuranji, Padang, terlihat sepi. Keluarga fokus menyimak perkembangan informasi pembebasan sandera awak kapal Brahma 12 dari kelompok Abu Sayyaf.

"Sampai sekarang belum ada kontak dari Wendi, kami dapat kabar besok akan sampai ke Padang," kata Asmiza.

Menurut ayah Wendi, Aidil (55), anaknya saat ini menjalani pemeriksaan kesehatan di rumah sakit TNI. Setelah itu baru akan pulang ke Padang.

"Kakak sepupu Wendi sudah di Jakarta mewakili keluarga, tapi belum bisa bertemu Wendi," ucap Aidil.

 

Tak Melaut

Penyanderaan 10 ABK Kapal Brahma 12 oleh kelompok Abu Sayyaf menyisakan trauma bagi keluarga Wendi. Mereka meminta putra tercintanya tak kembali berlayar.

"Kami menyarankan Wendi berhenti melaut, tapi kalau dia memaksa, kita tidak bisa berbuat apa-apa," kata Asmiza.

Dia mengaku prihatin atas keadaan Wendi selama dalam penyanderaan Abu Sayyaf. Tubuh Wendi saat ditayangkan televisi terlihat lebih kurus.

"Terlihat lebih kurus, mata cekung, rambut panjang. Tapi kami bersyukur Wendi selamat," ucap Asmiza.

Pemerintah telah membebaskan 10 WNI ABK yang disandera kelompok Abu Sayyaf di Filipina. Selama sebulan lebih mereka berada dalam cengkraman Abu Sayyaf, yaitu sejak 26 Maret hingga bebas pada Minggu, 1 Mei 2016.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya