Labuhan Merapi Sepi, Prosesi Lebih Khidmat

Sementara pada tahun lalu, wisatawan mancanegara dan domestik memenuhi sepanjang jalan arak-arakan hingga mencapai ribuan orang.

oleh Switzy Sabandar diperbarui 09 Mei 2016, 18:00 WIB
Diterbitkan 09 Mei 2016, 18:00 WIB
Labuhan Merapi
Labuhan Merapi sepi

Liputan6.com, Yogyakarta - Labuhan Merapi tahun ini sepi peserta jika dibandingkan dengan 2015 lalu. Ritual yang digelar untuk memperingati Jumenengan Sultan HB X 30 Rajab ini hanya diikuti puluhan abdi dalem.

Hadir juga sejumlah mahasiswa yang mengabadikan momen lewat jepretan kamera, serta beberapa jurnalis. Sementara tahun lalu, wisatawan mancanegara dan domestik memenuhi sepanjang jalan arak-arakan hingga mencapai ribuan orang.

Arak-arakan dimulai dari rumah mantan juru kunci Merapi Mbah Maridjan yang berlokasi di Kinahrejo pada pukul 06.30 WIB.

Abdi dalem putra dan putri membawa uba rampe, antara lain, kambil watangan satu buah, seswangen 10 biji, seloratus lisah (mintak) konyoh satu buntal, yotro (uang) tindih dua amplop.

Ada juga destar doromuluk satu lembar yang akan didoakan di bangsal Sri Manganti. Abdi dalem juga membawa kembang kantil dan nasi putih yang akan diperebutkan peserta sebagai bentuk ngalap berkah. Mereka berjalan kaki sejauh 5 kilometer sebelum prosesi dimulai.

Setiba di lokasi, uba rampe diserahkan kepada juru kunci Merapi Mas Kliwon Suraksohargo untuk didoakan. Pada kesempatan yang sama, Pak Asih, nama kecil juru kunci Merapi, mendoakan keselamatan dan kesejahteraan lereng Merapi, termasuk warga DIY.

"Kami juga mendoakan Sultan HB X selalu sehat dan bijak dalam memimpin masyarakat Yogyakarta," ujar Pak Asih seusai prosesi, Senin (9/5/2016).

Dia menjelaskan Labuhan Merapi merupakan bentuk harmonisasi antara gunung dengan warga sekitar. Masyarakat mengucap syukur kepada Tuhan karena telah diberi kesejahteraan melalui kehadiran Merapi.

Kepala Seksi Dokumentasi dan Informasi Pariwisata Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Sleman, Wasita memperkirakan, penyebab lebih sedikitnya peserta Labuhan Merapi tahun ini karena penanggalan Jawanya tidak bertepatan dengan hari libur.

"Terlebih ini juga habis long weekend. Wisatawan banyak yang sudah pulang," tutur Wasita.

Meskipun demikian, ia justru menilai prosesi Labuhan lebih khidmat dan tenang karena tidak tampak orang berdesakan.

"Ya hikmahnya kita jadi lebih khidmat dalam menjalankan prosesi ini," tutur Wasita.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya