Liputan6.com, Solo - Polemik Museum Radya Pustaka masih berlanjut. Nominal dana hibah untuk museum tertua dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) ini dikurangi. Walhasil honor dari pengelola museum terpaksa dipangkas agar museum tetap beroperasi.
Ketua Komite Museum Radya Pustaka, Purnomo Subagyo menjelaskan, dana hibah untuk museum pada tahun ini turun. Pada tahun lalu jumlahnya Rp 400 juta, sementara itu pada tahun ini Rp 300 juta.
"Oleh sebab itu, kami harus berhemat. Salah satunya dengan memangkas beberapa pos anggaran," ujar Purnomo di Solo, Jateng, Selasa 17 Mei 2016.
Baca Juga
Pos anggaran yang dihemat, salah satunya adalah memangkas gaji Komite Museum sebagai pihak pengelola. Jika sebelumnya, Komite Museum menerima Rp 3 juta, kini mereka hanya akan menerima Rp 1,8 juta.
"Kalau gaji karyawan tidak akan dipangkas. Karena gaji karyawan hanya setara upah minimum, " ucap Purnomo yang menyebutkan jumlah karyawan museum ada delapan.
Advertisement
Selain memangkas gaji pengelola, museum juga dipastikan akan mengurangi kegiatan budaya yang biasanya digelar. "Tahun lalu kami masih bisa menggelar jamasan pusaka dan ngisis wayang sebagai upaya perawatan benda kuno," ujar Purnomo.
Sementara itu Walikota Solo, FX Hadi Rudyatmo, berjanji akan menyelesaikan persoalan anggaran untuk museum. Menurut dia, aturan pemberian dana hibah mulai tahun ini terbilang ketat.
Dana hibah hanya bisa diberikan pada badan hukum. "Perlu ada kebijakan khusus agar operasional museum tetap jalan," ucap Hadi.