Ayam Ketawa, Alarm Bangun Tidur Bupati Bone

Dahulu ayam ketawa hanya dipelihara dan juga dibudidayakan oleh orang-orang bangsawan suku Bugis.

oleh Ahmad Yusran diperbarui 26 Mei 2016, 17:00 WIB
Diterbitkan 26 Mei 2016, 17:00 WIB
ayam ketawa, ayam, makassar
Dahulu, ayam ketawa hanya dipelihara dan juga dibudidayakan oleh orang-orang bangsawan suku Bugis.

Liputan6.com, Makassar - Tak sedikit pelajar, pengusaha, hingga pejabat yang bangun paginya bergantung pada suara berisik alarm. Namun beda dengan Bupati Bone Andi Fashar Padjalangi. Sang bupati cuma butuh suara ayam ketawa sebagai alarm bangun tidurnya di pagi hari.

"Selain hobi, ayam ketawa memang jadi alarm bangun tidur saya pada pagi hari. Dan ayam ketawa dalam bahasa Bugis dikenal dengan sebutan 'Manu Gaga'," kata Fashar Padjalangi kepada Liputan6.com di Makassar, Sulsel, Kamis (26/5/2016).

Menurut Fashar, ayam ketawa ini unik karena merupakan salah satu jenis unggas langka yang harus dilindungi dan hampir punah. Ia juga menuturkan dahulu ayam ketawa hanya dipelihara dan dibudidayakan kaum bangsawan Suku Bugis.

Ayam itu dipelihara untuk dijadikan sebagai simbol yang melambangkan keberanian dan kesuksesan. Namun kini, siapa saja mereka bisa memiliki dan memelihara ayam yang mulai marak diikutkan kontes itu.

"Jenis ayam ketawa banyak di Kabupaten Bone dan Sidrap. Dan saya punya tiga ekor 'Manu Gaga' yang setiap saat ketawa jika ada tamu di rumah jabatan Bupati Bone," ujar dia.

Fashar mengungkapkan, keberadaan ayam ketawa perlu dilestarikan dan dikembangbiakkan agar keanekaragaman hayati unggas langka itu dapat dipertahankan.

Thamrin, seorang pemilik ayam ketawa membeberkan, memelihara ayam ketawa memiliki keuntungan yang menjanjikan. Apalagi jika ayam tersebut menjadi juara lomba atau kontes.

"Maka siaplah harga ayam itu akan bernilai puluhan juta rupiah. Bahkan harganya bisa tembus ratusan juta," tutur Thamrin.

Oleh para pecinta ayam ketawa, kekehan unggas langka itu dibagi dalam empat kelompok model suara. Yakni, kelompok suara disko, geretek, dangdut, dan slow.

Pembagian suara tersebut didasarkan pada suara kokok saat suara pembukaan atau awal kokok ayam yang kuat penuh power, jelas ritme atau gelombang suaranya, dan melengking panjang penuh semangat.

Kemudian, suara tengah ayam ketawa, yakni dengan ritme gelombang atau tempo gelombang atau ketukan yang teratur. Terakhir, suara yang seolah terpisah dengan suara tengah yang bergelombang.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya