Drainase Buruk Paksa Warga Palangkaraya Mengungsi Berjam-jam

Tak hanya mengungsi, banjir juga menyebabkan sejumlah jalan protokol di Palangkaraya, Kalteng, terganggu.

oleh Rajana K diperbarui 04 Jun 2016, 18:04 WIB
Diterbitkan 04 Jun 2016, 18:04 WIB
Palangkaraya, Banjir
Tak hanya mengungsi, banjir juga menyebabkan sejumlah jalan protokol di Palangkaraya, Kalteng, terganggu.

Liputan6.com, Palangkaraya - Hujan mengguyur Kota Palangkaraya, Kalimantan Tengah, sejak maghrib kemarin berlangsung hingga 10 jam. Kondisi drainase yang buruk ditambah kebiasaan warga membuang sampah sembarangan memaksa mereka mengungsi ke tempat yang lebih tinggi berjam-jam.

Aparat keamanan dibantu sukarelawan dan warga mengungsikan warga terdampak banjir sejak subuh tadi. Rata-rata ketinggian banjir antara 50 cm hingga 1,5 meter yang tersebar di beberapa komplek perumahan. Di antaranya, komplek perumahan Karet, Pinus Permai, Brokoli hingga Wortel.

Untuk mengungsikan warga, Dinas Sosial Kalteng menurunkan sebanyak 10 buah perahu karet dan ditambah 50 personel Taruna Siaga Bencana (Tagana) Dinas Sosial Kalteng. Kepala Dinsos Kalteng, Guntur Talajan juga mengatakan telah membuat dapur umum di salah satu lokasi banjir terparah di Jalan Ramin, Kelurahan Panarung.

"Banjir ini akibat tidak berfungsinya sistim drainase. Karena itu, kami dirikan dapur umum sampai air kembali surut," ujar Guntur kepada Liputan6.com, Sabtu (4/6/2016).

Banjir terparah terjadi di Komplek Bukit Hindu yang berdekatan dengan rumah kediaman resmi Gubernur Kalteng. Di komplek tertua di Palangkaraya itu, banjir mencapai 1,5 meter. Seluruhnya berada di Kelurahan Panarung.  


Banjir juga merendam sejumlah jalan protokol di Kota Palangkaraya, seperti Jalan A Yani, Jalan Imam Bonjol, Jalan Diponegoro, Jalan Dharmasugondo hingga Jalan Cilik Riwut antara 50 cm hingga 1 meter. Kondisi itu membuat para pengguna jalan harus pelan-pelan saat melalui daerah banjir.

Sementara itu, tingginya curah hujan juga menyebabkan Sungai Beliang meluap. Kondisi itu mengakibatkan akses jalan yang menghubungkan Komplek Bukit Hindu dengan Perumnas dan Rajawali terputus karena banjir mencapai 1,5 - 2 meter.

Masduki, warga Jalan Beliang mengatakan banjir yang memutuskan akses jalan karena meluapnya Sungai Beliang terjadi sekitar pukul 04.00 WIB.

"Saya terpaksa mengungsikan keluarga ke tempat tetangga yang lebih tinggi lokasi rumahnya karena semua peralatan di rumah sudah terendam banjir," kata dia.

Berdasarkan pantauan Liputan6.combanjir sudah mulai surut sekitar pukul 12.00 WIB. Warga yang mengungsi juga sudah mulai kembali ke rumahnya masing-masing.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya