'Rest Area' Penolong Pemudik di Dekat Gerbang Tol Palimanan

Toilet dadakan bagi pemudik ini dibangun seorang warga Kempek, Kecamatan Gempol Kabupaten Cirebon, Jawa Barat.

oleh Panji Prayitno diperbarui 03 Jul 2016, 08:28 WIB
Diterbitkan 03 Jul 2016, 08:28 WIB
20160701-21 Gerbang Tol Palimanan Dibuka-Jabar-Angga Yuniar
Gerbang Tol Palimanan dibuka sebanyak 21 pintu gerbang yang mengarah ke Jawa Tengah untuk mengurai kemacetan panjang, Jabar, Jumat (1/7). Sebelumnya kemacetan panjang terjadi karena hanya dibuka 5 pintu. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Cirebon - Mengawal momentum arus mudik Lebaran 2016, warga di sekitar Gerbang Tol Palimanan tak mau ketinggalan mencari rezeki.

Banyak warga mencari rezeki dengan berjualan kopi dan mi instan di pinggir jalan, sekitar 500 meter setelah keluar pintu GT Palimanan arah ke Jawa Tengah.

Namun yang menjadi perhatian Liputan6.com di lokasi, ada bangunan terbuat dari rakitan bambu berukuran sekitar 4 x 12 meter yang ditutupi kain spanduk, terbagi empat ruangan.

Bangunan tersebut rupanya adalah toilet dadakan yang dibangun seorang warga Kempek, Kecamatan Gempol, Kabupaten Cirebon, Jawa Barat, bernama Mujahidin. Dia mengaku sudah membangun toilet darurat sejak dua hari lalu.

"Airnya lancar mas tidak akan bau karena aliran air dari toilet ini langsung mengalir ke kali besar Winaon. Saya juga selalu memantau kebersihan toilet," ucap Mujahidin yang sudah dua malam menginap di sepanjang jalan tersebut, Sabtu malam, 2 Juli 2016.

Dia mengatakan, toilet yang dibangun tersebut masih di luar area Tol Palimanan. Tepatnya di pinggir sawah miliknya sendiri.

Sementara aliran air yang tersedia di toilet dadakan tersebut didapat dari Sungai Kaliwadas, Desa Kempek, Kecamatan Gempol, Cirebon. "Air dari sungai ini umumnya digunakan untuk mengaliri sawah pertanian," tutur Mujahidin.

Tak pelak, pemudik yang beristirahat di kawasan yang bukan rest area tersebut berhenti sejenak menikmati kopi untuk menghilangkan kantuk di sela buang air.

"Harga untuk satu kali masuk toilet Rp 2.000, tapi seikhlasnya juga tidak apa-apa. Bahkan enggak bayar engak apa-apa," ia menambahkan.

Keberadaan toilet buatan warga tersebut dianggap menguntungkan para pemudik. Sebab, setelah keluar GT Palimanan arah ke Jawa Tengah banyak pemudik beristirahat.

Salah seorang pemudik, Supanto, mengaku keberadaan toilet dadakan ini cukup membantu para pemudik. Terlebih, setelah menempuh perjalanan yang cukup panjang. "Saya berangkat dari Jakarta jam 8 malam baru keluar Tol Palimanan jam 7 pagi. Lumayan capek dan menghilangkan lelah, mas."

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya