Liputan6.com, Balikpapan - Nurjani (45), tersangka kejahatan seksual dan pembunuhan terhadap balita Kutai Timur Neysa Nur Azlya telah dibekuk di lokasi persembunyiannya. Kepolisian menyatakan, kasus ini masuk ke dalam kategori kejahatan luar biasa, di mana tersangka mencabuli sekaligus membunuh balita Neysa yang merupakan tetangganya sendiri.
Kepolisian Daerah Kalimantan Timur mengisyaratkan pencantuman Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang (Perpu) Hukuman Kebiri terhadap Nurjani.
"Nanti hakim yang akan memutuskan, apakah perlu dilakukan hukuman kebiri atau tidak," kata Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Kaltim Komisaris Besar Winston Tommy Watuiu di Balikpapan, Kaltim, Senin 18 Juli 2016.
Advertisement
Winston mengatakan, proses penegakan hukum di Indonesia melibatkan tiga institusi, yakni kepolisian, kejaksaan, dan hakim pengadilan. Polisi menyajikan fakta-fakta yang menjadi dasar hukum dakwaan kasus pemerkosaan dan pembunuhan dalam persidangan.
Baca Juga
Polisi, lanjut Winston, mendukung agar hukuman pengadilan mampu memberikan efek jera bagi pelakunya. Agar kasus serupa tidak kembali terulang pada masa depan.
"Semisal diberikan hukuman seumur hidup agar pelaku tidak ada lagi di masyarakat," Winston menegaskan.
Winston mengaku sedang mengumpulkan alat bukti yang menunjukkan tersangka ini adalah predator seksual anak. Polisi juga berencana memeriksa kejiwaan psikologis tersangka yang diduga memiliki orientasi seks menyimpang pada anak-anak alias paedofil.
"Nantinya juga akan diperiksa psikologis kejiwaan tersangka ini," tutur dia.
Sebelumnya, warga Sangkulirang, Kabupaten Kutai Timur dihebohkan hilangnya Neysa Nur Azlya, Kamis, 7 Juli 2016 atau sehari setelah Lebaran. Pencarian Neysa berakhir pada Minggu 10 Juli 2016. Neysa ditemukan sudah membusuk di tumpukan daun kelapa yang terbakar di semak-semak.
Tudingan tewasnya Neysa mengarah pada Nurjani karena terakhir kali terlihat bocah itu naik sepeda motor bersama Nurjani yang tak lain tetangga dekatnya. Setelah kejadian itu Nurjani menghilang dari kampungnya di Kutai Timur.