Debu Vulkanik Anak Gunung Rinjani Sampai di Bandara Lombok

Hal ini dikemukakan General Manager Bandara Lombok I Gusti Ngurah Ardhita.

oleh Hans Bahanan diperbarui 01 Agu 2016, 18:39 WIB
Diterbitkan 01 Agu 2016, 18:39 WIB
Bandara Lombok
Bandara Internasional Lombok di Praya, Kabupaten Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat. (www.angkasapura1.co.id)

Liputan6.com, Lombok - Bandara Lombok, Nusa Tenggara Barat, ditutup sementara terhitung Senin sore ini pukul 16.55 Wita hingga Selasa besok 2 Agustus 2016 pukul 10.00 Wita akibat debu letusan Gunung Barujari (Anak Gunung Rinjani).

General Manager Bandara Internasional Lombok I Gusti Ngurah Ardhita saat dihubungi Liputan6.com melalui telepon seluler mengatakan, penutupan tersebut dilakukan akibat debu vulkanik sudah memasuki kawasan bandara.

"Info dari Satelit Himawari, debu yang ada di bandara itu adalah abu vulkanik (Anak) Gunung Rinjani. Setelah dianalisis, otoritas bandara menutup bandara hingga esok pagi," ucap Ardhita, Senin (1/8/2016).

Ia menjelaskan, sekalipun debu vulkanik Anak Gunung Rinjani yang tersebar di area Bandara Lombok tak terlalu banyak, dikhawatirkan akan mengganggu aktivitas penerbangan dan merusak mesin pesawat.

"Sedikit atau banyak debunya itu sama-sama berbahaya. Demi keselamatan, seluruh aktivitas di bandara di-close untuk sementara," kata dia.

Saat ini otoritas bandara sedang menganalisis sejauh mana perkembangan abu vulkanik tersebut. "Setiap jam kami monitor mulai sore ini sampai besok pagi. Semua tergantung analisa apakah besok masih ditutup atau dibuka kembali," Ardhita menandaskan.

Sementara itu, petugas vulkanologi di Pos Pengamat Gunung Api Rinjani, Mutaharlin, menyebutkan erupsi Gunung Barujari masih sering terjadi secara tiba-tiba, namun dalam skala rendah.

"Ini sisa letusan yang terjadi pada 2015 dengan amplitudonya masih relatif rendah," ia menjelaskan, seperti dilansir Antara, Senin ini.

Ia juga belum memberikan rekomendasi penutupan jalur pendakian karena status Gunung Rinjani dan Gunung Barujari masih tetap normal.

Sementara itu, penutupan Bandara Internasional Lombok dilakukan sebagai langkah antisipasi karena debu letusan tertiup angin hingga ke area penerbangan.

"Penutupan bandara mungkin sebagai bentuk kekhawatiran, tapi mudah-mudahan aktivitas Gunung Barujari tidak berlanjut, terlebih dengan adanya gempa di sekitar Gunung Tambora, Pulau Sumbawa," ucap Mutaharlin.

Gunung Barujari pernah meletus pada 20 Oktober 2015 sekitar pukul 10.45 Wita dan menyebabkan jalur pendakian ditutup dan aktivitas penerbangan dari dan menuju NTB dihentikan karena ketinggian letusan berbahaya bagi keselamatan penerbangan.

Gunung Barujari atau yang disebut Gunung Baru berada di sisi timur kaldera Gunung Rinjani, dengan kawah berukuran lebar 170 meter dan panjang 200 meter, ketinggian 2.296-2376 meter dari permukaan laut (mdpl).

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya