Liputan6.com, Mataram - Balai Taman Nasional Gunung Rinjani berencana menutup sementara seluruh jalur pendakian menuju Gunung Rinjani menyusul tingginya curah hujan di kawasan itu dalam beberapa hari terakhir.
Rencana penutupan itu masih dikomunikasikan dengan Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) untuk mengetahui seberapa besar dampak buruk akibat tingginya curah hujan di kawasan itu.
"Apakah ditutup atau tidak, kita belum bisa putuskan, karena semua tergantung analisa dari BMKG," kata Kepala Balai Taman Nasional Gunung Rinjani (BTNGR) Agus Budiono seperti dilansir Antara, Kamis, 28 Januari 2016.
Jika merujuk tahun-tahun sebelumnya, kata dia, mulai Januari hingga Maret aktivitas pendakian menuju Gunung Rinjani sudah harus ditutup. Sebabnya curah hujan tinggi, sehingga dikhawatirkan dapat mengancam keselamatan jiwa para wisatawan atau pendaki yang ingin menuju puncak Rinjani dan Danau Segara Anak.
Baca Juga
Baca Juga
"Kalau sudah di atas, pasang tenda saja susah, karena langsung dibawa terbang oleh angin," ujar dia.
Menurut Agus, meski terjadi cuaca ekstrem dalam beberapa hari terakhir, minat wisatawan baik mancanegara maupun nusantara untuk melakukan pendakian menuju puncak Rinjani dan Danau Segara Anak masih tinggi.
Namun demikian para wisatawan yang ingin melakukan pendakian tetap diminta untuk tetap waspada dan berkoordinasi dengan petugas di pos masuk Taman Nasional Gunung Rinjani.
"Yang jelas, kita tunggu satu atau dua hari ini sebelum kita putuskan. Ditutup atau tidak, tergantung koordinasi kami dengan BMKG," kata dia.
Sementara itu, terkait kondisi Gunung Baru Jari atau Anak Gunung Rinjani setelah meletus beberapa bulan lalu, Agus mengatakan statusnya sudah kembali normal setelah sebelumnya berstatus Waspada atau level II.
Sebelumnya, Kepala Bidang Pengamatan dan Penyelidikan Gunung Api Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi Gede Suantika menjelaskan status Gunung Barujari anak Gunung Rinjani di Pulau Lombok, Provinsi NTB, turun dari status Waspada level II menjadi level I Normal.
Pencabutan status Waspada itu berdasarkan hasil analisis data visual dan instrumental serta mempertimbangkan potensi ancaman bahayanya, mulai tanggal 19 Januari 2016 tingkat aktivitas Gunung Rinjani diturunkan dari level II Waspada menjadi level I Normal.
Kendati aktivitas Gunung Rinjani diturunkan dari level II Waspada menjadi level I Normal, namun pemantauan secara intensif terus dilakukan guna mengevaluasi tingkat aktivitas Gunung Rinjani.
Karena itu, meski sudah tidak lagi berstatus level II atau Waspada, masyarakat di sekitar Gunung Rinjani dan pengunjung ataupun wisatawan tetap tidak diperbolehkan beraktivitas atau berkemah di Gunung Barujari.
Advertisement