Liputan6.com, Jakarta - Musim lebaran yang biasanya juga dimanfaatkan untuk liburan menjadi salah satu ladang cuan bagi pengelola berbagai destinasi wisata, tak terkecuali taman nasional dan taman wisata alam. Dirjen Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistem Kementerian Kehutanan Satyawan Pudyatmoko menerangkan bahwa mayoritas taman nasional dan taman wisata alam serta suaka margasatwa yang saat ini ditutup, akan bisa menerima kunjungan wisata di periode mudik Lebaran 2025.
Dalam rilis yang disampaikan pada Rabu, 19 Maret 2025, Satyawan mengumumkan bahwa saat ini ada 12 taman nasional, tiga taman wisata alam, dan satu suaka margasatwa masih ditutup sementara, khususnya terkait wisata pendakian. Pertama adalah TN Gunung Ciremay dengan seluruh jalur pendakian (Palutungan, Linggarjati, Linggasana, Apuy, dan Sadarehe) ditutup sejak 28 Februari 2025 hingga 2 April 2025. Meski begitu, wisata non-pendakian tetap dibuka.
Advertisement
Baca Juga
Berikutnya adalah TNI Baluran di Banyuwangi yang menutup seluruh kunjungan wisatanya pada 29--31 Maret 2025. Pendakian di TN Tambora juga ditutup sampai 13 Apri 2025, tergantung kondisi cuaca yang terjadi. Sedangkan, wisata Air Terjun Oi Marai dan Sanctuary Rusa masih dibuka untuk umum.
Advertisement
Selanjutnya, wisata pendakian puncak Ahuawali di TN Rawa Aopa di Sulawesi Tenggara ditutup dari 3--31 Maret 2025. Pendakian di TN Gunung Rinjani yang ditutup sejak 1 Januari 2025, akan dibuka kembali pada 2 April 2025. Namun, wisata nonpendakian di 16 titik kawasan TN Gunung Rinjani tetap dibuka.
Di BBKSDA Jawa Timur, pendakian Dataran Tinggi Yang/Argopura yang ditutup sejak Februari 2025 akan dibuka kembali pada 8 April 2025. Sementara,TWA Gunung Baung ditutup 28 Maret hingga 3 April 2025.
Status Pendakian Gunung Marapi
Sejauh ini, Dirjen KSDAE masih menutup TWA Gunung Marapi dan TWA Mega Mendung yang dikelola BKSDA Sumatera Barat. Penutupan dilakukan karena kondisi rawan bencana dan erupsi. Hal itu juga sejalan dengan rekomendasi Ombudsman setelah kajian dilakukan menyusul insiden yang menewaskan sejumlah pendaki saat Gunung Marapi erupsi beberapa waktu lalu.
Kembali ke Pulau Jawa, jalur pendakian Selo di TN Merbabu tutup sampai 31 Maret 2025 dan jalur Suwanting tutup 30 Maret hingga 1 April 2025. Sedangkan, semua jalur pendakian di TN Gunung Gede Pangrango, meliputi Cibodas, Gunung Puteri, dan Selabintana, yang ditutup sejak 25 Desember 2024 karena pertimbangan keamanan kemungkinan dibuka kembali pada 1 April 2025.
Di TN Bromo Tengger Semeru, pendakian Semeru ditutup hingga pengumuman lebih lanjut dan pintu lainnya ditutup pada libur Nyepi hingga Idulfitri, yaitu pada 28 Maret 2025--1 April 2025. Pendakian untuk semua jalur di TN Gunung Merapi sejak Mei 2018 ditutup karena status siaga (level III) dan wisata alam nonpendakian ditutup hanya pada hari pertama lebaran, yaitu 31 Maret 2025.
Di TN Gunung Halimun Salak, pendakian Puncak Salak 1 dan Puncak Salak 2 untuk semua jalur (Cimelati, Cidahu, Pasir Reungit dan Ajisaka) ditutup sejak 7 Desember 2024 sampai dengan waktu yang belum ditentukan dengan pertimbangan keamanan dan keselamatan pengunjung karena cuaca buruk/ekstrem dan hujan sering terjadi. Meski begitu, wisata alam nonpendakian tetap buka.
Advertisement
Menhut Minta Kuota Kunjungan Wisatawan Dibatasi
TN Bali Barat ditutup sejak 29 hingga 30 Maret 2025 dalam rangka hari raya Nyepi. TN Bukit Tiga Puluh pada lokasi Camp Granit ditutup pada libur lebaran mulai 29 Maret 2025 hingga 1 April 2025.
Terkait pembukaan berbagai taman nasional dan taman wisata alam untuk kunjungan wisata, Menteri Kehutanan Raja Juli Antoni memerintahkan agar setiap pengelola kawasan konservasi untuk membatasi kuota kunjungan berdasarkan daya dukung dan daya tampung masing-masing lokasi. Alasannya, untuk menjaga keseimbangan ekosistem dan kenyamanan wisatawan.
Untuk mengakomodir jumlah pengunjung yang diperkirakan meningkat di musim lebaran, Raja Juli mengatakan pihak UPT bisa menerapkan sistem shift pada pengunjung, termasuk kendaraan yang datang dan kendaraan wisata.
"UPT diharapkan secara aktif mensosialisasikan informasi terkait waktu pembagian shift serta kuota pengunjung di setiap shift guna memastikan kelancaran kunjungan wisatawan di kawasan konservasi," katanya.
Ia juga mewajibkan seluruh kawasan konserrvasi untuk memastikan perangkat pembayaran nontunai berfungsi dengan baik. Pasalnya, pihaknya mewajibkan pembelian tiket masuk dengan metode digital, seperti QRIS dan mesin EDC.
Dari Sampah hingga Rambu Peringatan
Mengingat jumlah pengunjung yang diprediksi meningkat, Menhut mengingatkan tentang potensi timbulan sampah yang akan naik. Ia meminta pengelola UPT untuk rutin berpatroli sampah dan menyediakan tong sampah di lokasi yang ramai pengunjung.
Untuk memastikan kenyamanan dan keselamatan pengunjung, ia juga meminta pengelola memastikan rambu-rambu dan papan peringatan terpasang dengan jelas agar pengunjung mendapatkan informasi yang memadai. Koordinasi dengan berbagai pihak terkait juga dilakukan, termasuk dengan fasilitas kesehatan terdekat untuk mengantisipasi kondisi darurat atau kecelakaan, serta dengan BMKG dan pusat vulkanologi untuk memantau kondisi cuaca dan aktivitas geologi.
"Jika terjadi cuaca ekstrem atau bencana alam atau berdasarkan hasil koordinasi para pihak, kawasan wisata dapat ditutup sementara demi keamanan pengunjung," katanya
Setiap UPT menyusun jadwal piket bagi petugas yang bertugas memantau dan mengawasi aktivitas wisata di kawasan konservasi selama libur Lebaran. Laporan hasil pemantauan disampaikan secara berkala kepada pimpinan yang senantiasa siaga guna memastikan kondisi tetap terkendali.
"Kepala UPT diharapkan standby dan siap mengantisipasi berbagai kemungkinan," imbuh dia.
Advertisement
