Liputan6.com, Yogyakarta - Motif batik terus berkembang seiring zaman. Tentu saja perkembangan ini berlangsung tanpa melupakan motif batik klasik, seperti sekar jagat, kawung, truntum, atau parang.
Inspirasinya bisa datang dari mana saja, tergantung daya kreasi si perajin. Salah satu motif kontemporer terbaru yang dikeluarkan adalah jaziratul muluk. Motif batik yang bercerita tentang sejarah ini adalah produk dari toko Sogan Batik.
Koleksi motif ini memadukan unsur tenun motif Maluku, batik tulis warna cokelat, dan lurik khas Jawa.
"Ini bukan sekadar karya batik, melainkan juga menarasikan pesan sejarah Nusantara dan Islam dunia pada setiap koleksi di balik setiap motif batik," ujar pemilik Sogan Batik, Iffah M. Dewi, di Yogyakarta, Senin, 22 Agustus 2016.
Baca Juga
Dia bercerita, pada abad ke-13, Ibnu Battuta, seorang pengelana muslim dari Maroko, sampai ke suatu kepulauan yang kaya akan rempah dan menyebutnya sebagai jaziratul muluk, yang berarti jazirah para raja. Ada empat kerajaan Islam di tempat yang ternyata bernama Maluku itu, yakni Ternate, Tidore, Jailolo, dan Bacan.
Cengkeh dan lada, kata dia, menjadi komoditas utama daerah kepulauan ini, sehingga menarik para pedagang Nusantara maupun asing. Karena itu, dua produk rempah-rempah ini lalu menjadi hiasan dekoratif (isen-isen) dalam motif batik tulis yang digunakan.
Iffah menuturkan, kemudian Kerajaan Ternate mengalami kemunduran yang disebabkan adu domba oleh bangsa asing dengan Kerajaan Tidore. Kemudian Ternate Tidore bersatu dan berhasil mengusir penjajah.
Namun kemenangan tersebut tidak bertahan lama, sebab kongsi dagang Belanda, yakni VOC, berhasil menaklukkan Ternate dengan strategi dan manajemen organisasi yang maju. Dan hingga saat ini, masyarakat Indonesia masih rawan diadu domba. Dibutuhkan semangat persatuan dan persaudaraan agar negara ini menjadi kuat.
Maka Iffah pun menggambarkan peristiwa ini dalam motif batiknya. Pesona jaziratul muluk akan ditampilkan dalam 10 desain.
Ia juga mengungkapkan, proses produksi batik, mulai dari desain, pola, pembatikan, pewarnaan, penjahitan, sampai dengan selesai selalu diiringi dengan zikir.
"Kebiasaan di tempat produksi Sogan Batik dinamakan dengan batik berzikir," ucap Iffah.
Sogan Batik akan menampilkan karyanya di panggung Jogja Fashion Week (JFW) 2016. Usaha yang sudah berdiri sejak 2002 ini memiliki 50 orang pekerja dengan produk batik tulis dan cap serta busana muslim.
Advertisement