27 Karya Nyentrik Lolos Seleksi Festival Kesenian Yogyakarta

Karya nyentrik yang tampil dari perupa hijau itu lolos seleksi dari 245 karya yang masuk ke meja panitia.

oleh Switzy Sabandar diperbarui 30 Agu 2016, 23:09 WIB
Diterbitkan 30 Agu 2016, 23:09 WIB
27 Karya Nyentrik Lolos Seleksi Festival Kesenian Yogyakarta
Pengunjung mengamati salah satu karya nyentrik seniman awam di Festival Kesenian Yogyakarta. (Liputan6.com/Switzy sabandar)

Liputan6.com, Yogyakarta - Pameran Perupa Muda (Paperu) yang menjadi rangkaian Festival Kesenian Yogyakarta ke-28 (FKY 28) menawarkan sensasi menjadi seniman kepada masyarakat lewat kegiatan yang digelar di Taman Budaya Yogyakarta (TBY) pada 29 Agustus-5 September 2016.

Kegiatan bertajuk (ng)impi(an) itu melibatkan 27 seniman muda yang berusia di bawah 30 tahun dari berbagai daerah, seperti Jogja, Bandung, Jakarta, dan Surabaya, serta 32 seniman undangan. Tidak hanya pameran seni rupa, pagelaran itu juga menggelar bursa seni, diskusi seni, dan lokakarya.

"Dalam bursa seni, pengunjung bisa melihat secara langsung bahkan ikut mencoba workshop seni dan kreatif, kebanyakan berupa merchandise," ujar Arsita Pindandita, Koordinator Paperu, dalam jumpa pers di TBY, Senin, 29 Agustus 2016.

Ia menyebutkan, bursa seni diikuti oleh 80 komunitas seni dan individu yang mempresentasikan karya serta perjalanan komunitasnya.

Kurator Paperu Hendra Himawan menuturkan proses seleksi dilakukan kepada 245 karya seniman muda yang masuk ke meja panitia. Dari jumlah tersebut, hanya sekitar 10 persen yang lolos seleksi. Genre seni rupa yang dipilih kali ini adalah surealisme.

Alasannya paling mendekati tema besar FKY 28, yakni Masa Depan, Hari Ini Dulu. Selain itu, ada pula karya seniman kawakan yang menjadi undangan seniman kehormatan, Heri Dono. Ia menampilkan lukisan akrilik di kanvas berukuran 150x125 sentimeter bertajuk Jumping to the Ocean, Avoid the War.

"Karya ini khusus dibuat untuk perhelatan tahun ini dan belum pernah ditampilkan," ucap Arsita.

Karya itu merepresentasikan dunia yang berhadapan dengan masa depan dan ditarik ke kehidupan sekarang. Ada pesan perdamaian yang disampaikan lewat karyanya.

Ia mengungkapkan melalui Paperu dapat memberikan kesempatan kepada perupa muda untuk berkompetisi estetik, sedangkan bursa seni menjadi wadah untuk berpikir soal seni dan kaitannya dengan aspek kehidupan sehari-hari.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya