Belajar Bangga Jadi Indonesia Lewat Congklak 3 Dimensi

Circle congklak dibuat menggunakan kurikulum 2006 dengan materi Bangga sebagai Bangsa Indonesia.

oleh Switzy Sabandar diperbarui 04 Sep 2016, 07:07 WIB
Diterbitkan 04 Sep 2016, 07:07 WIB
Belajar Bangga Jadi Indonesia Lewat Congklak 3 Dimensi
Circle congklak dibuat menggunakan kurikulum 2006 dengan materi Bangga sebagai Bangsa Indonesia. (Liputan6.com/Switzy Sabandar)

Liputan6.com, Yogyakarta - Dakon atau congklak bukan sekadar permainan tradisional bagi tiga calon guru dari Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) ini. Fahmi Nuruzzaman, Novianna Mar’atush Shalihah, dan Desy Nurhidayah menjadikan congklak sebagai media pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) untuk siswa kelas 3 SD.

Cirle congklak, demikian tiga mahasiswa jurusan PGSD UNY itu melabeli temuannya. Sesuai namanya, congklak sebagai media ajar ini berbentuk lingkaran berdiameter 64 sentimeter.

Secara visual, circle congklak berwujud tiga dimensi. Dalam satu putaran terdapat lumbung pemain sebagai tempat biji dan petak-petak kartu pengetahuan dan kuis yang wajib dibaca dan dijawab ketika biji jatuh di sisinya.

"Tujuannya sederhana, supaya siswa tertarik dan merasa senang mempelajari PKn yang selama ini lebih kerap diajarkan hanya secara verbal tanpa alat peraga," ujar Desy, Jumat 2 September 2016.

Circle congklak dibuat menggunakan kurikulum 2006 dengan materi Bangga sebagai Bangsa Indonesia. Tujuannya, supaya tumbuh rasa ingin tahu serta meningkatkan semangat belajar siswa untuk mengetahui kekhasan bangsa sekaligus bangga menjadi anak Indonesia. Terlebih, media pembelajaran tersebut digabungkan dengan permainan tradisional Indonesia.

Dakon yang sudah dimodifikasi ini bisa digunakan empat pemain, sehingga siswa bisa berinteraksi bersama dengan temannya. Congklak berbahan karton bekas ini memiliki petak yang berbentuk macam-macam bangun datar dan terdapat materi dan gambar ciri khas bangsa Indonesia.

"Pada petak ini dapat diganti dengan materi lain yang sesuai dengan media dan guru inginkan," tutur dia.

Kompetensi dasar yang diajarkan meliputi mengenal kekhasan bangsa Indonesia, seperti kebhinnekaan, kekayaan alam, dan keramahtamahan, serta menampilkan rasa bangga sebagai anak Indonesia. Sementara, materi pembelajaran yaitu ciri khas bangsa Indonesia, contoh kekhasan bangsa Indonesia, dan bangga menjadi anak Indonesia.

Congklak ini juga diberi tambahan properti berupa kartu sebagai media ajar. Kartu bergambar tersebut bertuliskan materi pembelajaran yang harus dibaca oleh siswa.

Apabila siswa mendapat kartu kuis, ia harus menjawab pertanyaan yang tertera di dalamnya. Di kartu tersebut juga ada tanda bintang yang menunjukkan nilai yang diperoleh oleh siswa yang berhasil menjawab.

Desy mengungkapkan media pembelajaran circle congklak telah diujicobakan kepada 11 orang murid kelas 3 SDN Patuk 2 Gunungkidul, yang  terdiri dari lima siswa dan enam siswi.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya