Perambah Makin Liar, Hutan Bukit Suligi Terancam Tinggal Sejarah

Hutan Bukit Suligi awalnya dikenal dengan panorama yang indah, gua dan air terjun.

oleh M Syukur diperbarui 14 Sep 2016, 16:03 WIB
Diterbitkan 14 Sep 2016, 16:03 WIB
Perambah Makin Liar, Hutan Bukit Suligi Terancam Tinggal Sejarah
Hutan Bukit Suligi awalnya dikenal dengan panorama yang indah, gua dan air terjun. (Liputan6.com/M Syukur)

Liputan6.com, Pekanbaru - Kawasan hutan lindung Bukit Suligi di Provinsi Riau menjadi sasaran perambah hutan. Kayu-kayu alam dibabat, sementara kawasan yang sudah digunduli dibakar untuk kemudian dipetak-petakan menjadi areal perkebunan sawit.

Menurut Kabid Humas Polda Riau AKBP Guntur Aryo Tejo, perambah memanfaatkan kondisi lokasi yang sulit dijangkau untuk merambah hutan. Mereka bahkan semakin beringas sejak sebelum Lebaran Idul Adha.

"Adanya perambahan ini diketahui setelah Satgas Udara Karhutla Riau berpatroli. Ditemukan titik api dan kawasan yang mengeluarkan asap," kata Guntur, Rabu (14/9/2016).

Setelah dipadamkan lewat udara, belasan personel Polres Kampar dan TNI AD juga menyisir melalui jalur darat. Aparat menemukan jejak perambah liar di lokasi tersebut.

"Ditemukan bekas-bekas penumbangan kayu yang kemudian dijadikan lahan untuk perkebunan sawit," kata Guntur.

Guntur menerangkan, petugas yang menuju lokasi perambahan menemui kesulitan karena kawasan tersebut berada di ketinggian sekitar 1.000 mdpl dan memiliki medan yang sangat ekstrim.

"Kendaraan tidak dapat digunakan untuk menjangkau lokasi dan hanya bisa ditempuh dengan cara berjalan kaki. Pelaku pembakaran masih dicari dengan meminta keterangan sejumlah saksi dan kepolisian terus berkoordinasi dengan instansi terkait," kata Guntur.

Saat ini, kebakaran di kawasan tersebut telah ditanggulangi setelah sejumlah helikopter untuk melakukan water bombing dikerahkan. Hanya saja, asap tipis masih muncul dan sudah didinginkan oleh Satgas Darat yang datang kemudian.

Pondok Perambah

Menurut Guntur, Bukit Suligi terdiri dari tanah mineral. Kondisi ini membuat api cepat menyebar, tetapi masih bisa ditanggulangi karena kebakaran hanya terjadi di permukaan.

Perambahan di kawasan ini baru ditemukan. Selama ini, perambah menyasar kawasan konservasi, seperti Taman Nasional Tesso Nilo, Cagar Biosfer Giam Siak Kecil, Hutan Lindung Rimbang Baling serta Taman Nasional Bukit Tiga Puluh.

Sementara itu, menurut Komandan Satgas Udara Karhutla Riau Marsekal Pertama Henri Alfiandi, adanya perambahan di Bukit Suligi dikuatkan dengan temuan pondok-pondok yang digunakan perambah untuk beristirahat.

"Dari udara, terlihat jelas aktivitas perambahan serta pembakaran. Terlihat adanya gubuk-gubuk dan aktivitas warga," kata pria yang juga menjabat Komandan Pangkalan Udara Roesmin Nurjadin ini.

Hanya saja ketika petugas darat dikirimkan ke lokasi, pondok-pondok itu sudah kosong. Petugas hanya menemukan sejumlah alat perambahan dan pembakaran, seperti bensin dan jerigen.

Hutan lindung Bukit Suligi merupakan hamparan hutan tropis basah dengan luas areal sekitar 300 hektare di Rokan Hulu dan Kabupaten Kampar. Kawasan tersebut berjarak sekitar 139 kilometer dari Kota Pekanbaru.

Hutan Lindung Bukit Suligi selama ini dikenal karena keindahan panoramanya, gua dan air terjun. Namun, kawasan itu kini kian terancam akibat perambahan untuk dialihfungsikan secara ilegal menjadi perkebunan sawit, terutama di kaki bukit.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya