Makna Tersembunyi di Balik Batik Mega Mendung Cirebon

Batik Mega Mendung Cirebon menyimpan arti dan filosofi yang dalam.

oleh Panji Prayitno diperbarui 02 Okt 2016, 20:00 WIB
Diterbitkan 02 Okt 2016, 20:00 WIB
Batik Mega Mendung
Makna tersembunyi di balik Batik Mega Mendung Cirebon (Liputan6.com / Panji Prayitno)

Liputan6.com, Cirebon - Mega Mendung merupakan motif batik Cirebon yang populer. Motif batik dengan pola-pola awan ini menyimpan mana dan filosofi yang mendalam. Pesan nilai kesabaran terselip di balik motif ini.

Maestro Batik Cirebon, Katura, mengatakan proses membuat batik Mega Mendung butuh kesabaran. Dalam motif mega mendung harus terdapat tujuh gradasi warna yang menjadi pelapis. "Gradasinya tujuh dari biru tua sampai biru muda," jelas Katura, Minggu(2/10/2016).

Dia menjelaskan, Mega Mendung terdiri dari kata Mega yang berarti langit atau awan, serta Mendung atau langit yang meredup biasanya ada di saat akan turun hujan. Gradasi yang ada di motif Mega Mendung tersebut sesuai dengan tujuh lapisan yang ada di langit.

Istilah mendung diartikan dalam kehidupan manusia sebagai sifat yang sabar, tidak mudah marah. "Jadi filosofi batik Mega Mendung sendiri yaitu jangan pernah mudah marah atau mudah panasan," katanya.

Dalam membatik motif Mega Mendung, senimannya juga disyaratkan untuk bersabar, tak mudah emosi dan telaten. Begitu juga pengguna batik Mega Mendung. Pengguna batik bermotif mega mendung juga diharapkan untuk menjadi sosok yang sabar.

"Harus menunjukkan pribadinya sendiri yang baik. Pembuat batik Mega Mendung jangan dalam kondisi marah dan yang memakai motif Mega Mendung sejatinya harus bisa mendinginkan suasana," ujar Katura.

Dari arti dan filosofi itu, Katura sendiri mengaku masih takut dan khawatir saat membuat maupun mengenakan batik bermotif mega mendung.

"Posisi gambar Mega Mendung sendiri harus horisontal atau mendatar. Bukan vertikal atau berdiri. Karena mendungnya awan mendinginkan suasana di bawahnya," sambung Katura.

Makna tersembunyi di balik Batik Mega Mendung Cirebon (Liputan6.com / Panji Prayitno)

Terpisah, Budayawan Cirebon Elang Hilman mengatakan, motif Mega Mendung tidak hanya terdapat di kain batik. Motif tersebut juga ada di Kereta Jempana milik Keraton Kanoman Cirebon.

Dia menjelaskan, motif Mega Mendung dibuat oleh Pangeran Losari yang merupakan cicit dari Sunan Gunung Jati. Saat itu, Pangeran Losari juga terinspirasi dari motif China.

"Bedanya Mega Mendung dengan motif awan milik Tionghoa cuma gradasi. Motif awan milik China tidak ada gradasi warna," ujarnya.

Dia mengatakan, motif Mega Mendung diciptakan untuk saling mengayomi. Ini terlihat dari dua kata Mega dan Mendung.

"Mega berarti awan dan mendung berarti redup itu juga maksudnya menaungi atau mengayomi. Mega itu menggambarkan awan yang luas dan Mendung itu simbol Keraton Cirebon yang berkewajiban mengayomi dan melindungi rakyatnya. Selalu membawa sejuk dan kedamaian."

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya