Titik Tengah Indonesia Konon Ada di Dusun Ini

Ada batu penanda titik tengah, tempat raja-raja dahulu berkumpul.

oleh Fauzan diperbarui 04 Okt 2016, 16:03 WIB
Diterbitkan 04 Okt 2016, 16:03 WIB
Titik Tengah Indonesia
Daerah di Soppeng, Sulawesi Selatan diyakini jadi titik tengah Indonesia (Liputan6.com / Fauzan)

Liputan6.com, Soppeng - Sebuah dusun terpencil di Desa Umpungeng, Kecamatan Lalabata, Kabupaten Soppeng, Sulawesi Selatan, diyakini sebagai titik tengah wilayah Indonesia.

Di tempat itu terdapat sebuah batu titik tengah Indonesia. Masyarakat setempat menyebutnya tempat itu sebagai Posi Na Tanae (Pusat Tanah).

Batu yang dipagari dengan pagar besi tersebut dikelilingi batu padas tersusun melingkar dan pada bagian sudutnya terdapat susunan batu berbentuk mirip tempat duduk. Konon dahulu dijadikan sebagai tempat musyawarah para raja sekaligus pelantikan para datuk dan raja pada zamannya.

"Batu di tengah susunan batu melingkar itu dipercaya oleh masyarakat setempat sebagai titik tengah Indonesia, sementara deretan batu yang tersusun melingkar itu disebut masyarakat setempat sebagai Garugae," kata Andi Yasir, salah seorang warga Soppeng sekaligus anggota salah satu organisasi pemerhati budaya di Soppeng yang ditemui pada Minggu, 2 Oktober 2016.

Andi Yasir mengungkapkan jika memang diperhatikan di peta Indonesia atau Google Earth, maka daerah Sulawesi Selatan berada tepat di tengah-tengah Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Dahulu kala, kata Andi Yasir, Umpungeng jadi tempat pelarian dan tempat beristirahat para raja, termasuk raja dari Kerajaan Bone, Arung Palakka, saat terjadi perang antara ke Kerajaan Bone dan Kerajaan Gowa, yang dipimpin Sultan Hasanuddin Kala itu. Arung Palakka bersembunyi di daerah Umpungeng atas bantuan Arung Umpungeng.

"Di sana ada sebuah rumah yang dikenal dengan nama Bola Manurung. Di sanalah dahulu kala Arung Palakka bersembunyi dari kejaran pasukan Kerajaan Gowa. Di sana terdapat benda peninggalan raja, bahkan potongan rambut Arung Palakka di rumah tersebut," ia menjelaskan.

Setiap tahunnya di Bola Manurung tersebut dilaksanakan pencucian benda pusaka. Kegiatan itu disebut Maccera Tana dan Mallangi Arajang (memberikan persembahan kepada tanah dan mencuci benda pusaka). Kegiatan ini berlangsung setidaknya selama tiga hari tiga malam dan biasanya dilaksanakan setiap bulan Februari dan Maret setiap tahunnya.

"Saat ini rumah tersebut dijaga oleh Indo Nihan. Dia merupakan sesepuh adat serta penjaga semua benda pusaka yang ada di Rumah tersebut," Andi Yasir menerangkan.

Desa Umpungeng terletak di deretan perbukitan yang menyerupai tubuh manusia yang terbujur ke barat. Umpungeng sendiri terletak di tengah, sehingga menyerupai pusar manusia.

Desa ini juga diapit oleh dua gunung, yakni Gunung Neneconang dan Gunung Laposo, yang tingginya antara 1000 hingga 1500 mdpl. "Umpungeng merupakan wilayah paling pinggir barat Kabupaten Soppeng," Andi Yasir menambahkan.

Daerah di Soppeng, Sulawesi Selatan diyakini jadi titik tengah Indonesia (Liputan6.com / Fauzan)


Jika hendak berkunjung ke Umpungeng, ucap Andi Yasir, kita harus menyiapkan motor trail karena kondisi jalanan yang hanya bisa dilalui motor. Setidaknya butuh waktu sekitar empat jam lamanya jika hendak melakukan perjalanan yang melintasi beberapa bukit tinggi tersebut.

"Pastinya kita akan disuguhi pemandangan yang sangat indah, melintasi hutan pinus, sungai, air terjun jalan setapak, dan banyak lagi," ujar dia.

Masyarakat Umpungeng juga ramah dan sangat baik kepada para pendatang yang berkunjung ke sana. Karena bagi mereka tamu adalah anugerah. Hal itu sesuai falsafah hidup yang mereka pegang secara turun temurun, yakni tamu adalah anugerah dari Allah.

"Pemandangan alam yang indah dan masyarakat yang ramah merupakan paket yang sangat sempurna," kata Andi Yasir.

 

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya