Jamasan Pusaka-Pusaka Tua Radya Pustaka dengan Ritual dan Sesaji

Museum Radya Pustaka berulang tahun ke-126, salah satu museum tertua di Indonesia.

oleh Fajar Abrori diperbarui 28 Okt 2016, 17:17 WIB
Diterbitkan 28 Okt 2016, 17:17 WIB
Museum Radya Pustaka
Museum Radya Pustaka gelar jamasan pusaka

Liputan6.com, Surakarta - Salah satu museum tertua di Indonesia, Museum Radya Pustaka di Surakarta, genap berusia 126 tahun pada Jumat (28/10/2016) ini. Pengelola museum menggelar jamasan puluhan pusaka saat ulang tahun tersebut.

‎Sebanyak 30 benda pusaka yang terdiri dari keris, pedang, tombak, tongkat, dan sombro dijamasi atau dibersihkan di sisi timur halaman Museum Radya Pustaka. Berbagai perlengkapan jamasan seperti air kembang, jeruk nipis, sikat, air kelapa, arsenik telah disiapkan oleh salah seorang empu keris yang menjadi mitra museum untuk jamasan.

Satu per satu pusaka tersebut dijamasi atau dibersihkan dengan air kembang yang telah dicampur dengan air kelapa muda. Selanjutnya, benda pusaka tersebut pun disikat dengan sikat gigi untuk menghilangkan karat ataupun noda di bagian pusaka yang terbuat dari besi baja tersebut.

Setelah itu, puluhan benda pusaka itu pun dijemur dengan posisi berdiri dan disandarkan di tembok museum. Meski telah dijemur, namun beberapa benda pusaka seperti keris dan ‎pedang terlihat noda berkarat, kemudian benda pusaka itu pun kembali dibersihkan dan disikat dengan dilumuri air kembang tersebut.

Proses selanjutnya dalam jamasan adalah mencelupkan benda-benda pusaka itu ke dalam campuran air yang terdiri dari tumbukan batu arsenik dan air jeruk. Campuran air arsenik tersebut akan menyulap benda pusaka itu supaya terlihat pamornya.

Jamasan pusaka-pusaka Radya Pustaka (Liputan6.com / Fajar Abrori)

Untuk prosesi jamasan benda pusaka ini, sang empu keris, Mas Ngabehi Daliman Puspobudoyo ‎terlebih dahulu melakukan ritual tirakat dan tapa brata sesirih. Selain itu, dalam prosesi jamasan juga harus menyediakan sesaji berupa nasi tumpeng, sesaji jajan pasar, polo kependem, polo kesampar, dan polo kesandung.

Empu Mas Ngabehi Daliman Puspobudoyo‎ mengatakan dalam peringatan ulang tahun Museum Radya Pustaka ke-126 tahun yang jatuh pada bulan Suro dibarengi dengan acara jamasan benda pusaka. Pembersihan benda pusaka koleksi museum memang biasanya dilakukan pada bulan Suro yang menurut kepercayaan orang Jawa, bulan tersebut merupakan bulan untuk bersih-bersih.

"Memang jamasan ini dilakukan setiap Suro. Acara jamasan sejatinya berarti membersihkan benda pusaka," kata dia di sela-sela acara jamasan di Museum Radya Pustaka, Solo, Jumat (28/10/2016).

Jamasan pusaka-pusaka Radya Pustaka (Liputan6.com / Fajar Abrori)

Prosesi jamasan benda pusaka di museum tertua di Indonesia ini dilakukan secara bertahap. Pasalny, jika dilakukan dalam sekali proses dipastikan waktunya tidak cukup. Untuk itu, proses jamasan dilakukan secara bertahap, mengingat jumlah koleksi benda pusaka yang meliputi keris, tombak, pedang, sombro dan lainnya mencapai 350 buah.

"Kalau tidak salah ini tahap kelima untuk proses jamasan. Karena kalau dilakukan dalah satu kali jamasan waktunya jelas tidak cukup karena jumlahnya cukup banyak. Untuk proses jamasan kali ini ada 30 buah benda pusaka," katanya.

Dia menjelaskan tujuan melakukan jamasan supaya benda pusaka koleksi museum tertua tersebut tidak berkarat. Sebab, benda-benda pusaka yang terbuat dari besi dan baja itu rawan terjadi korosi.

"Dengan dijamasi bisa menghindari terjadi pengeroposan. Selain itu dengan dijamasi maka terlindung dari karat supaya korosi tidak masuk ke pori-pori besi," jelasnya.

 

Jamasan pusaka-pusaka Radya Pustaka (Liputan6.com / Fajar Abrori) 

Benda-benda pusaka yang dijamasi pada hari ini merupakan peninggalan dari masa kerajaan Pajajaran, Majapahit, Mataram, Keraton Kasunanan Surakarta dan lainnya. Benda pusaka yang umurnya paling tua dalam prosesi jamasan ini adalah keris dan pedang peninggalan Kerajaan Pajajaran.

"Yang paling tua pusaka dari peninggalan Kerajaan Pajajaran. Pusaka tersebut kira-kira peninggalan sebelum abad 15. Alhamdulillan kondisi benda-benda pusaka peninggalan masa kerajaan maupun keraton pada masa lalu itu kondisinya masih bagus hingga saat ini karena perawatan dilakukan secara teratur," jelas dia.

Sementara itu, Ketua Komite Museum Radya Pustaka, Purnomo Subagyo mengatakan bahwa proses jamasan ini memang sengaja berbarengan dengan peringatan berdirinya Museum Radya Pustaka pada 28 Oktober 1890. Tahun ini museum tersebut telah genap berusia 128 tahun.

"Ini merupakan museum tertua di Indonesia. Selain mengadakan proses jamasan pusaka, dalam peringatan ulang tahun ini juga digelar pameran naskah kuno peninggalan pujangga Ronggowarsito," ucapnya.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya