Dengan Kuda, Ridwan Keliling Gunung Slamet Gelar Aksi Mulia

Nama kuda semakin populer usai aksi para elit nasional dengan hewan yang terkenal kuat dan mampu berlari kencang.

oleh Aris Andrianto diperbarui 03 Nov 2016, 13:30 WIB
Diterbitkan 03 Nov 2016, 13:30 WIB
Kuda Pustaka
Ridwan Sururi menggiatkan tradisi baca dengan Kuda Pustaka

Liputan6.com, Purbalingga - Kuda mendadak populer, jadi sering disebut-sebut seiring aksi para elit nasional terkait kuda. Awal pekan lalu Presiden Joko Widodo dan Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto menutup pertemuannya dengan naik kuda.

Belakangan, mantan presiden Susilo Bambang Yudhoyono menyebut istilah Lebaran Kuda dalam pernyataan resminya. Frasa 'Lebaran Kuda' pun jadi viral di media sosial.

Kuda sendiri sudah lekat dengan kehidupan warga di berbagai pelosok tanah air. Kuda menjadi alat produksi, untuk sarana transportasi hingga daging dan susunya dikonsumsi.

Salah satu kegiatan dengan kuda yang layak mendapat apresiasi adalah aksi Ridwan Sururi, 43 tahun, warga Desa Serang, Kecamatan Karangreja, Purbalingga, Jawa Tengah. Seperti kerap dibicarakan dan dikabarkan, dia berkeliling desa-desa di lereng Gunung Slamet untuk mendorong tradisi baca.

Dengan kuda kesayangannya, Luna, Ridwan berkeliling desa meminjamkan buku secara gratis. Luna (7), kuda asli Sumbawa yang berperawakan kecil setia diajak keliling desa oleh tuannya. Di punggungnya, ada dua kotak berisi penuh buku. Buku-buku itu bisa dipinjam anak-anak dan penduduk setempat.

Sejak awal 2015 Ridwan menjadikan Luna sebagai Kuda Pustaka Gunung Slamet. “Saya senang kalau banyak yang pinjam buku,” ujar Ridwan kepada Liputan6.com beberapa waktu lalu.

Kegiatan sebagai petugas perpustakaan keliling itu dia lakukan agar anak-anak desa gemar membaca dan memiliki pengetahuan luas. Dalam seminggu, Ridwan dan Luna sedikitnya mengunjungi sebuah Sekolah Dasar dan dua Tempat Pengajian Quran (TPQ). Mereka selalu disambut oleh anak-anak dengan gembira. Sesekali berebut buku bacaan yang disenangi.

Sebelum berangkat keliling desa, Luna dimandikan terlebih dahulu oleh Ridwan. Setelah dandan cantik, ia siap untuk berkeliling.

Untuk tempat buku, Ridwan membuat rak buku kecil yang bisa dipanggul Luna. Sayangnya kalau hujan, mereka berdua harus kehujanan dan bukunya hanya ditutupi plastik.

Ridwan biasanya dibantu oleh anaknya, Indriani Fatmawati (11). Ia bertugas mencatat buku apa saja yang dipinjam oleh anak-anak. Ia mencatatnya di buku tulis.

Meski tak mendapat bayaran, Ridwan dengan ikhlas melakukan kegiatannya itu. Baginya, anak-anak bisa mendapat bahan bacaan yang berkualitas sudah menyenangkan hatinya.

Kata Ridwan, nama Luna diambilkan dari artis Luna Maya. Nama itu spontan diberikan olehnya saat ditanya anak-anak, siapa nama kuda itu. "Kebetulan waktu itu lagi ramai kasus Luna dan Ariel," kata Ridwan lantas tersenyum.

Berawal dari Merawat Kuda

Ridwan berkisah, awal Kuda Pustaka Gunung Slamet berdiri dari sebuah hobi merawat kuda. Kemudian setelah berdiskusi dengan teman di Jakarta ia disarankan untuk mendirikan perpustakaan keliling tapi dengan kuda.

Pria yang bekerja sebagai perawat kuda dan meyewakan kudanya Sabtu dan Minggu di Lembah Asri Wisata Desa Serang itu setuju membuat perpustakaan keliling dengan kuda karena merasa prihatin. Sebab anak-anak saat ini lebih menyukai gadget. Sementara minat baca kurang.

Dengan menggunakan kuda yang membawa buku terbukti bisa membuat anak tertarik pada buku. “Meski pun awalnya senang karena ada kuda, tapi lama-kelamaan mereka mulai membuka buku yang dibawa Luna dan membacanya, akhirnya meminjamnya,” ujar dia.

Sampai saat ini, ada ribuan buku yang selalu dia bawa bersama Luna. Buku-buku tersebut merupakan kiriman dari temannya di Jakarta.

Tawaran buku dari perpustakaan desa agar bisa dipinjamkan juga sudah beberapa kali ditawarkan kepadanya. Namun karena terbatasnya tempat sehingga ia tidak bisa membawa semua buku. Hanya buku yang disukai oleh anak-anak saja yang selalu ia bawa.

Ridwan tidak setiap hari bisa berkeliling ke SD atau tempat anak-anak berkumpul. "Hanya Selasa, Rabu, dan Kamis saja biasanya saat pagi ke SD sedangkan siang hingga sore biasanya ke TPQ atau tempat anak kecil ngumpul," ujar dia.

Pada Sabtu-Minggu biasanya ia berada di Lembah Asri Wisata Desa Serang untuk mencari rezeki dari wisatawan yang berkunjung. Sehingga selain bisa mencari rezeki ia juga bisa berguna bagi masyarakat.

Lili Suryani, siswa SD pelanggan Kuda Pustaka mengatakan, ia sering meminjam buku-buku tokoh besar dunia. "Saya suka buku yang menginspirasi," kata Lili yang bercita-cita sebagai Polwan itu.

Kuda Pustaka sangat mendukung kegemarannya membaca. Selama ini, ia kesulitan untuk mencari bahan bacaan bermutu untuk menambah wawasan.

Berbeda dengan Agus, ia lebih suka buku cerita bergambar. "Belum bisa membaca, tapi bisa lihat gambarnya," ujar Agus.

Kepala Desa Serang, Sugito mengatakan, kegiatan Kuda Pustaka diharapkan mampu meningkatkan minat baca anak-anak di desanya. "Daripada nonton sinetron, lebih baik membaca buku," ujar Sugito.

Ridwan Sururi tetap setia menggiatkan tradisi baca. Tekadnya terus menjalankan aksi sosialnya tersebut dan berkembang. Tak terbatasi Lebaran Kuda.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya