4 Rahasia Sukses Bisnis Orang Minang

Seorang perantau Padang akan malu pulang ke kampung jika belum berhasil.

oleh Erinaldi diperbarui 03 Nov 2016, 07:00 WIB
Diterbitkan 03 Nov 2016, 07:00 WIB
Istana Silindung Bulan di Batusangkar, Tanah Datar, Sumbar. Istana yang disebut juga Rumah Gadang Sembilan Ruang itu merupakan replika istana lama Kerajaan Pagaruyung yang terbakar pada 1966.(Antara)

Liputan6.com, Padang - Data Badan Pusat Statistik (BPS) Sumatera Barat tahun 2006 menyebutkan jumlah pelaku Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) mencapai 500 ribu. Tahun ini, Dinas Koperasi dan UMKM Sumbar memprediksi, angka ini sudah mencapai 900 ribu pelaku usaha--mendekati angka 1 juta.

Jumlah ini menunjukkan kebiasaan berdagang suku Minangkabau atau Minang seperti tak lekang oleh waktu. Rahasia sukses orang Minang tak lepas dari budaya 'merantau' yang berlaku turun-temurun. Di tanah rantau, etnis Minang lebih dikenal sebagai orang Padang meski Kota Padang hanya salah satu dari 19 kabupaten/kota di Sumbar.

Direktur Center for Human and SDGs, Andalas University, Elfindri, mengatakan, masa sulit di perantauan menjadi kunci sukses etnis ini mengelola bisnis.

"Mereka melalui masa sulit di perantauan, dengan berbekal itu, yang fokus menjadi berhasil jika masuk ke perdagangan," kata Prof. Elfindri pada Liputan6.com, Rabu, 2 November 2016.

Menurut Elfindri, hasil penelitiannya yang dituangkan dalam buku Minang Enterpreneur menemukan bahwa prinsip kejujuran, kerja keras, dan mementingkan karyawan mendorong etnis Minang menjadi pebisnis handal. "Kehidupan sosialnya tinggi."

4 Prinsip Bisnis Orang Minang

Bustami Narda dalam bukunya Rahasia Bisnis Orang Padang menyebutkan: "Orang Padang ke mana-mana cari uang, bukan cari kerja." Dalam buku ini, Bustami Narda secara gamblang mengungkapkan rahasia bisnis orang Padang menggurita bersaing dengan etnis Tionghoa.

"Merantau merupakan wujud dari kemauan kerasnya menjadi seorang pebisnis, menjadi seorang pengusaha," tulis Bustami dalam bukunya.

Terbiasa memulai usaha dari nol dengan berjualan peniti, sisir rambut, sudah menjadi cerita lama yang berulang dan tetap menantang untuk disampaikan.

Bukti sejarah menunjukkan dorongan kuat orang Minang untuk merantau bisa ditemukan dari sederetan pantun untuk merantau dan bertahan di rantau. Berikut kutipannya:

Kalau anda pergi ke pekan, hiu beli belanak beli, ikan Padang beli dahulu
Kalau Anda pergi berjalan (merantau), ibu cari, dunsanak (famili) cari, induk semang cari dahulu.

Kalau pandai berkain panjang, bisa lebih dari kain sarung.
Kalau pandai berinduk semang, bisa lebih dari ibu kandung.

Pantang Pulang Miskin

Bustami menyebutkan, ini membuktikan kekuatan orang Padang saat merantau mesti pandai menyesuaikan diri dengan tempat baru. Kebiasaan mereka menyesuaikan diri dengan lingkungan disebut sebagai kunci sukses bertahan di rantau.

Ia mengatakan, dalam menjalankan bisnis, Orang Padang memiliki prinsip untuk membesarkan bisnisnya. Pertama, melangkah dari bawah dengan usaha-usaha kecil yang menuntut tidak perlu modal besar. Kedua, fokus. Hal ini menjadi sisi umum bagi setiap wirausaha dalam membangun bisnis.

Ketiga, sepenuh hati menjalankan bisnisnya. "Setiap aliran darah orang Padang yang sedang berbisnis, selalu mengalir usaha yang sedang ia lakukan," ujarnya.

Terakhir, tidak ragu-ragu seperti tertuang dalam petuah bijak ini, 'asa hilang dua terbilang, kalau tak berhasil biar nyawa berpulang'.

Ketakutan menjadi bahan tertawaan saat pulang dari rantau menjadi penyemangat orang Minang untuk sukses di rantau. Kondisi ini yang terkadang membuat orang Minang lebih betah di rantau meski susah makan daripada mengadu pulang ke kampung.

"Seorang perantau Padang akan malu pulang ke kampung jika belum berhasil. Dia akan merasa khawatir dicuekin kalau pulang miskin," tulis Bustami. Sebaliknya, pulang dengan keberhasilan akan menjadi cerita orang sekampung yang tak ada habisnya.

Jika menyimak kisah sukses sejumlah orang tenar di dunia, apa yang dilakukan etnis Minang bukanlah rahasia baru. Kisah hidup seorang pialang kesohor Chris Gardner yang diperankan dengan apik Will Smith di film The Pursuit of Happiness.

Chris menunjukkan perjuangan besar untuk mencapai keberhasilan mulai dari kegagalannya sebagai salesman scanner tulang portabel hingga ditinggal istrinya, Linda Gardner, bersama anak laki-lakinya. Di film ini, Chris keliru memulai usaha dengan mendepositkan seluruh tabungannya dalam binis franchise scanner tulang.

Cara orang Padang berbisnis dari bawah menunjukkan kemampuannya untuk mengelola risiko. Sejumlah pebisnis handal, selalu memulai dengan cara yang sama, bukan hanya orang Padang.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya