Duduk di Lantai, Bupati Dedi Diceramahi Kakek Penjual Pisang

Si kakek penjual pisang juga meminta bantuan modal di saat berbincang dengan Bupati Purwakarta.

oleh Abramena diperbarui 15 Nov 2016, 16:31 WIB
Diterbitkan 15 Nov 2016, 16:31 WIB

Liputan6.com, Purwakarta - Ada pemandangan menarik saat Bupati Purwakarta Dedi Mulyadi berbincang dengan kakek penjual pisang bernama Asma (80), warga Ciselang, Kelurahan Munjul Jaya, Purwakarta. Sang kakek dengan kaki diangkat ke kursi berada di atas, sementara Dedi duduk melantai di bawah.

Saat itu, Dedi menjadi sasaran ceramah sang kakek. "Jang Haji (Dedi), abah mah nitip, pokoknya jangan pernah melakukan perbuatan yang kurang positif ya, apalagi main hiburan, minuman dan perempuan," kata Asma tanpa rasa canggung, pekan lalu.

Asma menceramahi Dedi dengan menceritakan kisah hidupnya sendiri sebagai contoh. "Gara-gara suka main perempuan dan main bajidor (nyawer), abah jadi bangkrut. Hidup abah pun jadi begini," ujar Asma.

"Jang Haji sekarang sebagai orang besar dan sangat dicintai masyarakat, tolong terus pelihara prilaku dan kebaikan yang selama ini dilakukan Jang Haji. Kalau terus bisa menjaganya, abah yakin Jang Haji akan menjadi tokoh yang dirindukan untuk menjadi pemimpin di negeri ini," sambung dia.

Bupati Dedi yang duduk di lantai terus menyimak dan mengamini apa yang disampaikan pria tua yang mengaku hidup sebatang kara itu. Dedi menilai jika petuah dari Asma sangat dia hargai.

"Nasihat itu sangat positif dan kita tidak perlu siapa orang yang menasihati kita. Karena bisa saja, secara lahiriah hanya pedagang buah-buahan, tapi abah ini adalah seorang yang mulia di hadapan Allah," kata Dedi.

Asma datang ke rumah dinas Bupati pada Jumat siang, 11 November 2016, setelah terlihat Dedi berjualan di areal tumpukan sampah di sekitar rel kereta api di sekitar Pasar Rebo. Kondisi Asma dinilai sangat memprihatinkan. Selain usianya yang sudah tua, dia juga menderita penyakit katarak dan kerusakan ginjal.

"Iya saya melihatnya berjualan di sekitar rel kereta dan saya panggil ke sini," ujar Dedi.

Agar Asma tidak berjualan lagi di pinggir rel dan memiliki tempat berjualan yang layak kemudian Dedi memberinya bantuan berupa modal. Namun, si kakek justru meminta jumlah bantuan yang lebih besar.

"Ulah sakitu atuh Jang Haji, Abah oge hayang jual buah-buahan. Ulah cau wae, jadi tambahan deui (jangan segitu Jang Haji, Abah juga ingin jualan buah - buahan, jangan pisang saja jualannya, jadi tambah lagi)," kata Asma.

"Enya atuh bah tah ditambah jadi Rp 5 juta," timpal Dedi.

Dalam kesempatan itu, Asma juga menceritakan nasib yang menimpanya. Sebelum diajak Dedi ke rumah dinasnya, beberapa waktu lalu dia sempat terkena penertiban petugas Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) sehingga dagangannya disita karena berjualan di sekitar taman kota.

"Dulu abah juga kan sempat dikasih modal sama Pak Bupati, uangnya abah belanjakan dan ternyata disita sama Tibum. Jadi, saya ke sini sekalian lapor saja bahwa modal yang dulu tidak berjalan karena dagangannya diamankan," tutur Asma polos.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya