Liputan6.com, Makassar - Gerakan cinta produk Indonesia tak hanya menjadi tugas pemerintah, tetapi juga butuh dukungan semua lapisan masyarakat dan stakeholder atau pemangku kepentingan.
Apa jadinya jika pelajar di Indonesia sebagai generasi bangsa, tepatnya pelajar sekolah menengah kejuruan negeri atau SMKN di kawasan Rappocini, Kota Makassar, Sulawesi Selatan, diwajibkan menjual salah satu merek minuman kemasan susu kedelai yang diproduksi di Malaysia.
"Kasihan anak dan kemenakan saya diwajibkan menjual minimal pembelian satu karton isi 24 botol x 350 ml susu kedelai produk Malaysia," ucap Asni salah satu orangtua murid kepada Liputan6.com di Makassar, Senin (28/11/2016).
"Awalnya saya kaget, Jumat (25 November 2016) siang, keduanya pulang dengan membawa karton berisikan susu kedelai untuk dijual. Lalu, hasilnya disetor ke sekolah melalui pihak koperasi," ia menambahkan.
Baca Juga
Padahal, menurut Asni, anak dan kemenakannya diharapkan dapat menimba ilmu pengetahuan dan pendidikan di sekolah kejuruan tersebut.
"Uma dan Anti beda kelas, yakni satu jurusan akuntansi dan perhotelan. Mereka itu kasihan sudah letih dari belajar apalagi akan adanya program full day school, ini diberikan lagi tugas baru menjual susu kedelai yang dihargai Rp 120 ribu per dos susu kedelai," ujar Asni dengan nada kesal.
Menyikapi hal tersebut, salah satu anggota Komisi D Bidang Pendidikan dan Kesra DPRD Kota Makasar Iqbal Djalil mengaku sangat menyayangkan belum optimalnya Instruksi Presiden Nomor 2 Tahun 2009 tentang Peningkatan Penggunaan Produk Dalam Negeri dalam Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah.
"Masyarakat wajib mencintai produk buatan dalam negeri. Karena hal ini sama juga dengan meningkatkan loyalitas bangsa melalui penggunaan produk dan menciptakan national branding. Dan kita semua bisa jadi pahlawan dengan mencintai dan memakai produk dalam negeri," Iqbal menjelaskan.
Sementara itu, Kepala Dinas Pendidikan Makassar Ismunandar mengaku kaget dengan diwajibkannya pelajar SMKN tersebut menjual susu kedelai impor asal Malaysia.
Advertisement
"Nanti saya cek dulu ke pihak sekolah mengenai hal ini," jawab Ismunandar.