Musim Hujan, Pembalak Liar Colong Kayu Sitaan di Cagar Biosfer

Tak hanya mencuri kayu sitaan, pembalak liar juga membabat pohon di cagar bisofer yang ditetapkan sebagai warisan dunia oleh UNESCO.

oleh M Syukur diperbarui 29 Nov 2016, 14:02 WIB
Diterbitkan 29 Nov 2016, 14:02 WIB

Liputan6.com, Pekanbaru -- Sejumlah warga dari Dusun Sidodadi, Desa Bukit Kerikil, Kecamatan Bukit Batu, Kabupaten Bengkalis, Riau, mendatangi Kantor Direktorat Reserse Kriminal Khusus Polda Riau. Mereka mempertanyakan komitmen kepolisian dalam memberantas illegal logging yang masih marak terjadi di daerahnya.

Tokoh pemuda dusun setempat, Sahat Mangapul menyatakan aktivitas pembalakan liar di Cagar Biosfer GSK-BB kembali terjadi dalam sepekan terakhir. Kayu-kayu alam di salah satu kawasan paru-paru dunia itu kembali dibabat penjahat lingkungan.

Menurutnya, aksi tersebut sempat berhenti ketika pasukan gabungan Polda Riau dan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan menyisir sejumlah lokasi ilegal logging dan menyita ratusan kubik kayu hasil pembalakan liar.

"Mereka mulai mengambil kayu yang sempat disita. Kayu yang belum sempat dimusnahkan dibawa melalui kanal," kata Sahat, Senin, 28 November 2016.

Dia juga menyebut kanal-kanal yang dijadikan transportasi kayu kembali dibuka. Padahal sebelumnya, belasan kanal itu, baik kanal induk maupun cabang, sudah ditutup petugas.

"Melalui kanal yang dibuka inilah, kayu yang disita dibawa kembali," kata Sahat.

Dia menyebutkan, kanal mudah dibuka kembali seiring dengan tingginya curah hujan yang menyebabkan tingginya genangan air. Kanal itu kemudian dilalui perahu bermesin untuk menarik kayu-kayu dari zona inti Cagar Biosfer GSK-BB.

"Kemudian mereka juga mulai menebangi hutan. Jelas terdengar aktivitas pembalakan liar di sana," ujar dia.

Untuk itu, dia berharap Polda Riau dan jajaran dapat menindak tegas adanya dugaan pembalakan liar yang masih terjadi di wilayah setempat.

SMS Gelap

Terkait keluhan warga itu, Kapolda Riau Brigjen Zulkarnain berjanji menuntaskan pembalakan liar di Cagar Biosfer.

"Saya sudah tekankan agar jangan sampai terjadi lagi (pembalakan liar). Saya akan tindak lanjuti," kata mantan Kapolda Maluku Utara di SPN Pekanbaru, Jalan Pattimura.

Kapolda mengaku heran kenapa pembalakan kembali terjadi dan kayu sitaan dicuri dari lokasinya. Dia mempertanyakan pengawasan anggotanya di lapangan.

"Saya agak aneh ini kok terjadi lagi. Namun sejak awal saya tegaskan sikat," ujarnya.

Menurut Kapolda, perintah penindakan tegas pembalak liar ini sempat membuat beberapa oknum khawatir. Para pelaku menyebarkan pesan singkat yang isinya meminta adanya pengurangan aktivitas pembalakan.

Pesan singkat peringatan "tiarap" dari pembalak liar ini sampai juga ke Kapolda Riau. Kepada wartawan, dia menceritakan perihal adanya pesan singkat itu.

"Saya diperlihatkan SMS, hati-hati dulu, tiarap dulu sekarang Kapolda-nya lagi (aktif menindak pelaku illegal logging). Saya suruh cari tahu siapa itu," ujar Zulkarnain.

Kapolda tidak merinci lebih lanjut mengenai SMS yang bocor tersebut, termasuk dari siapa dan tujuannya apakah untuk melancarkan aksi ilegal loging. Kendati demikian, ia memastikan jika pesan singkat tersebut akan ditindaklanjuti asalnya.

Desa Bukit Kerikil merupakan sebuah desa yang berjarak sekitar 350 Kilometer dari Kota Pekanbaru ke arah pesisir Riau. Daerah itu diketahui berbatasan langsung dengan area cagar Biosfer GSK-BB yang terkenal akan kekayaan flora dan fauna serta keindahan panorama dan ditetapkan sebagai warisan dunia oleh UNESCO.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya