Damai Natal Redam Gempita Papua Merdeka

Pengibaran bendera Bintang Kejora tidak lagi mewarnai Papua pada 1 Desember.

oleh Katharina Janur diperbarui 01 Des 2016, 15:36 WIB
Diterbitkan 01 Des 2016, 15:36 WIB
Damai Natal di Papua
Pemberian bingkisan kasih anak-anak di Papua

Liputan6.com, Papua - Tanggal 1 Desember di Papua merupakan tanggal keramat bagi sebagian masyarakat. Tanggal tersebut dipercaya sebagai Hari Ulang Tahun Papua Merdeka.

Pengibaran Bendera Bintang Kejora, sebagai salah satu simbol perlawanan dari Papua Merdeka selalu mewarnai peringatan HUT Papua Merdeka pada 1 Desember.

Namun dari tahun ke tahun, pengibaran bendera ini sudah jarang dilakukan. Polisi pun tidak melakukan pengamanan khusus pada 1 Desember ini.

"Kami tak ada siaga satu atau apapun sebutannya. Semua berjalan normal dan masyarakat menjalankan aktivitasnya seperti biasanya," kata Kapolda Papua Irjen Paulus Waterpauw, Kamis (1/12/2016).

Lembaga Penelitian Pengkajian dan Pengembangan Bantuan Hukum (LP3BH) Manokwari, Papua Barat, justru membuat seruan kepada masyarakat Papua, untuk tidak mengibarkan Bendera Bintang Kejora pada 1 Desember.

Direktur Eksekutif LP3BH Manokwari Yan Christian Warinussy meminta aparat keamanan untuk menangkap oknum atau kelompok yang senjata membuat isu atau upaya provokatif, dengan pengibaran Bintang Kejora.

"Kita harus saling menghargai. Tetapi jika sudah masuk ke ranah hukum, bahkan membuat aksi kerdil dan provokatif semacam itu, silahkan tangkap," ungkap dia.

Menurut Paulus, kelompok-kelompok yang masih memahami 1 Desember sebagai HUT Papua Merdeka justru berdoa bersama di tiga daerah, yakni Kota Jayapura, Wamena dan Timika.

"Silahkan berdoa dan kami sepakat tak akan ada yang mengganggu ketertiban umum untuk doa bersama ini," kata dia.

Kepolisian setempat minta kepada kelompok-kelompok yang masih berseberangan dengan pemerintah dan mempercayai HUT Papua Merdeka saling menghargai dalam suasana adven, memasuki masa Natal.

"Mari kita mengucap syukur, karena Natal telah tiba dan sebentar lagi kita akan merayakannya secara bersama," ujar dia.

Damai Natal

Suasana damai Natal salah satunya terasa di Gedung Olahraga (GOR) Kota Jayapura. Sekitar 6.000 anak mengembangkan senyum ceria dan bahagia meski harus berkumpul sejak pagi sekali.

Bagaimana tidak, mereka akan mendapatkan bingkisan kasih. Bingkisan tersebut diberikan dalam menyambut masa adven, jelang Hari Natal, 25 Desember mendatang.

Bingkisan yang berisi makanan ringan, buku, dan alat tulis sekolah ini dibagikan tidak hanya di Jayapura, tetapi juga di Merauke, Wamena, Sentani dan Nabire. Total bingkisan mencapai 80 ribu bingkisan yang dibagikan serentak hari ini.

Panglima Kodam XVII/Cenderawasih Mayjen TNI Hinsa Siburian mengungkapkan bingkisan kasih ini dibagikan kepada anak-anak setingkat TK, SD, dan SMU.

Bingkisan rutin dibagikan setiap tahunnya. Tahun ini memasuki tahun ketiga dalam pembagian bingkisan kasih. Bingkisan kasih juga dibagikan pada jajaran Kodim dan Polres setempat.

"Kami sengaja memilih anak-anak, karena mereka masih murni dan setiap diberikan bingkisan, anak-anak ini selalu ingat bahwa sudah memasuki Desember," kata Hinsa.

Harapannya, agar seluruh warga negara bisa berpikir bersih layaknya anak-anak. "Murni tidak dicampur aduk dengan kepentingan, agar negara aman dan damai," jelas dia.

Suasana Natal memang sudah dapat dirasakan di Papua. Pemerintah Provinsi Papua bahkan sengaja meliburkan anak sekolah dan perkantoran di Papua, dengan libur fakultatif setiap tanggal 1 Desember yang dikaitkan dengan masa adven pertama, memasuki Natal.

"Penetapan libur fakultatif sudah memasuki tahun kedua, sejak tahun lalu. Kami masih akan membuat libur fakultatif untuk Hari Natal yang akan diperpanjang hingga 7-9 hari lamanya. Kami sedang menyusun Perda penetapan hari libur natal," kata Sekda Provinsi Papua Heri Dosinaen.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Live Streaming

Powered by

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya