Liputan6.com, Batam - Matinya suplai listrik dari PLN Batam berdampak kepada pelayanan kepada para penumpang maskapai di Bandara Hang Nadim Batam. Hal ini mengakibatkan terjadinya antrean panjang calon penumpang pada Senin (2/1/2017) pagi karena pihak maskapai harus menggunakan sistem manual untuk mendata penumpang.
Direktur Umum Bandara Hang Nadim Batam, Suwarso, saat di konfirmasi, membenarkan bandara mengalami padam listrik sejak pagi.
"Ya... Namun kita supply dengan genset untuk tempat yang prioritas, penerbangan tidak ada yang terganggu," ujar Suwarso.
Advertisement
Baca Juga
Suwarso menambahkan terjadi antrean panjang saat check-in penumpang dan pendataan pesawat yang datang dan pergi karena pihak maskapai harus menggunakan sistem manual.
Menurut Suwarso, genset yang dimiliki Bandara Hang Nadim Batam hanya mampu mengoperasikan dalam skala prioritas saja, yaitu dari empat genset hanya dua yang dihidupkan dan dua lagi untuk cadangan.
Dua genset yang dihidupkan memiliki skala kapasitas 770 KCA dan 800 KCA yang mampu mencukupi pasokan listrik di titik-titik keselamatan dan pelayanan penumpang, seperti tower, runway lighting, dan tempat yang dianggap rawan untuk pelayanan umum.
Kepada Liputan6.com, Humas Bright Batam (anak Perushaan PLN) Beni juga membenarkan telah terjdi pemadaman listrik karena adanya gangguan yang memengaruhi pasokan listrik.
"Pada pukul 06.23 WIB telah terjadi gangguan transmisi 150 KV Batam-Bintan disebabkan sambaran petir pada transmisi 150 KV di jarak 3,8 KM dari PLTU Tanjung Kasam ke arah Bintan," ujar Beni.
"Gangguan tersebut menyebabkan pembangkit PLTU Tanjung Kasam 2 unit mengalami gangguan sehingga sebagian besar pelanggan di sistem Batam-Bintan mengalami pemadaman," tambah dia.
Sementara, Sekretaris Perusahaan Bright PLN Batam Samsul Bahri mengatakan pihaknya segera melakukan pemulihan sistem Batam-Bintan, sehingga pada pukul 08.04 WIB sistem interkoneksi Pulau Batam-Bintan telah beroperasi dan dilakukan pemulihan secara bertahap.
Akibat gangguan tersebut, pemulihan PLTU Tanjung Kasam 2x55 MW untuk beroperasi kembali dibutuhkan waktu paling cepat 8 jam. Oleh karena itu, akan terjadi pemadaman bergilir hingga PLTU Tanjung Kasam beroperasi normal.
“Saat ini petugas teknis PLN Batam terus mengoptimalkan pemulihan sistem secepatnya dan mohon maaf atas ketidaknyamanan," tutup Samsul.
Pemadaman arus listrik PLN tersebut, menurut Manager Humas PT PLN Batam, Rudi Antono diakibatkan adanya gangguan transmisi karena tersambar petir. Pasalnya, sejak subuh tadi pagi terjadi hujan lebat disertai petir di Batam.