Liputan6.com, Brebes - Jalan nasional yang berada di jalur tengah Jawa Tengah atau jalan Tegal-Brebes-Purwokerto di wilayah Kabupaten Brebes dan Tegal kondisinya rusak parah sejak dua bulan belakangan.
Berdasarkan pantauan Liputan6.com, ribuan lubang-lubang berbagai ukuran, mulai berdiameter 5 sentimeter (cm) hingga 2 meter tampak menganga di sepanjang jalan penghubung jalur pantura dan selatan yang membentang dari Kota Tegal hingga Kabupaten Banyumas.
Advertisement
Baca Juga
Lubang tersebut terus-menerus digenangi air keruh sisa hujan. Diameter tiap lubang bervariasi dari satu meter hingga dua meter. Kedalaman rata-rata tiap lubang sekitar 30 sentimeter.
Jalan rusak tidak hanya terdapat di satu titik, tetapi di sejumlah titik. Jalan paling parah di antaranya di Tonjong dan Patuguran, Kecamatan Paguyangan, Kabupaten Brebes.
Sedangkan di Kabupaten Tegal, terdapat di Desa Prupuk Utara, Kecamatan Margasari. Di titik lain juga terdapat kerusakan meski tidak begitu parah.
Akibat jalan rusak dan berlubang itu, tidak jarang pengendara sepeda motor yang melintas terperosok karena tidak mengetahui adanya lubang. Di wilayah tersebut penerangan jalan pun minim dan kondisi jalan menikung.
"Memang kondisi jalan Tegal-Purwokerto sepanjang sekitar 7 kilometer mengalami kerusakan yang cukup parah akibat curah hujan yang tinggi sejak sebulan belakangan," ucap Kepala Satuan Lalu Lintas (Kasatlantas) Polres Brebes AKP Arfan Zulkhan Sipayung, Rabu, 4 Januari 2016.
Berdasarkan pemantauanya, tak hanya jalur provinsi yang mengalami kerusakan yang parah. Sejumlah akses jalan yang ada di Kabupaten Brebes mengalami kerusakan yang diakibatkan curah hujan yang kian meningkat di awal Januari ini.
Salah satunya di Kecamatan Larangan tepatnya di Jembatan Poncol yang merupakan jalan Nasional Pejagan (Brebes) - Purwokerto.
"Sudah kami lakukan penelusuran di jalur itu, disana terdapat lubang yang lebarnya hampir separuh badan jalan. Hal ini mengakibatkan penyempitan jalan dan otomatis menimbulkan berbagai kerawanan lalulintas di jembatan Poncol," dia menambahkan.
Untuk mengantisipasi terjadinya laka lantas, Polisi memasang rambu water barier dan police line agar pengendara lebih waspada.
Dia menjelaskan, setelah mengetahui adanya kerusakan jalan melalui survei ataupun laporan langsung dari masyarakat, pihaknya segera berkoordinasi dengan instansi terkait untuk melakukan perbaikan pada jalan yang rusak.
"Para pengendara diharap berhati-hati saat melintas jambatan Poncol, perhatikan rambu yang ada agar terhindar dari kecelakaan lalu lintas," ungkap dia.
Dua Nyawa Melayang di Jalur Neraka
Jalan rusak parah di ruas Tegal-Purwokerto menjadi penyebab tabrakan karambol atau tabrakan beruntun. Kecelakaan yang melibatkan tiga kendaraan terjadi di jalan raya Kalisalak Benda Sirampog Brebes, tepatnya disebelah Utara SPBU Kalisalak, Minggu 1 Januari 2017 malam.
Akibat peristiwa itu, satu orang meninggal dunia di lokasi kejadian. Korban bernama Wandi (45 ), sopir mobil Fortuner warga Cikarang Utara, Jawa Barat.
Adapun penyebab tabrakan diduga sopir Bus Maju Lancar yang melaju dari arah Utara berusaha menghindari jalan berlubang dan sang sopir banting stir ke kanan tetapi menabrak Fortuner yang melaju dari arah berlawanan.
Tak hanya itu dibelakang mobil Fortuner juga tengah melaju Bus Sinar Jaya sehingga mobil Fortuner ditabrak dari arah depan maupun belakang.
Peristiwa kecelakaan itu, sempat membuat jalan nasional sempat macet beberapa jam, saat petugas dibantu warga mengevakuasi sopir mobil Fortuner yang terjepit.
Sehari berselang, kecelakaan lalu lintas terjadi di jalan lingkar Bumiayu Brebes. Tepatnya di sebelah perempatan Negara Daha, 2 Januari 2017.
Kecelakaan itu membuat sepasang suami istri tertabrak Bus Sumber Alam. Akibatnya, Sri Purwati (40 ), warga Koja, Jakarta Utara, meninggal dunia, sedangkan suaminya mengalami luka-luka.
Saat itu, pasangan suami istri itu hendak menuju Wangon Cilacap ke tempat kerabatnya. Nahas, sepeda motor yang ditumpanginya tertabrak Bus Sumber Alam jurusan Purwokerto Jakarta di jalan lingkar yang rusak berlubang.
Advertisement
Jalan Rusak, Perekonomian Pun Terhambat
Sementara itu, dampak jalan rusak di jalur nasional ruas Tegal-Purwokerto juga membuat aktivitas ekonomi dan mobilitas warga terhambat.
Hal itu diketahui dari aktivitas pengiriman barang para pedagang dari dan ke Pasar Induk Ajibarang mengalami keterlambatan setiap harinya lebih dari dua jam.
Menurut seorang Pedagang sayur mayur asal Paguyangan, Brebes, Dirno (40) yang biasa berbelanja sayuran dan ayam ke Pasar Induk Ajibarang Banyumas, sejak dua pekan belakangan ini dirinya terlambat mengirimkan barang ke para pedagang di Pasar Patuguran, Paguyangan.
Hal itu terjadi akibat tersendatnya jalur Tegal-Purwokerto tepatnya di ruas jalan Ajibarang-Bumiayu akibat jalan rusak, kendaraan mogok, dan kecelakaan membuat waktu tempuh Ajibarang hingga Paguyangan menjadi dua atau bahkan sampai tiga kali lipat dari biasanya.
"Ya kalau jalanya bagus dan normal, maka waktu tempuh Ajibarang menuju ke Paguyangan paling lama biasanya setengah jam. Namun karena kalau ada kecelakaan, kendaraan mogok dan jalan yang rusak parah, waktu tempuh sampai tiga jam. Karena membawa muatan sayur, saya terjebak di antara kendaraan yang melintas di jalur rusak di Pekuncen Banyumas," ungkap dia.
Untuk itu, Dirno berharap agar pemerintah daerah khusunya Provinsi Jawa Tengah dapat memperhatikan dan segera meningkatkan kualitas jalan di jalur Ajibarang-Bumiayu yang rusak parah.
Apalagi, kata dia, jalur rusak terjadi dari Ajibarang hingga Winduaji, Paguyangan Brebes itu berjarak sekitar tujuh kilometer.
"Tolonglah jangan sampai jalur nasional ini menjadi jalur langganan macet dan tersendat. Karena selain karyawan, pedagang saja yang dirugikan, tapi juga banyak pelajar yang terlambat bahkan akhirnya terpaksa bolos sekolah akibat kemacetan yang diakibatkan kecelakaan lalu lintas di jalur rusak Pekuncen," harap Dirno.