Liputan6.com, Palembang - Dari akhir 2016 hingga awal 2017, sudah tiga bocah di Palembang yang diserang anjing liar di pemukiman tempat tinggalnya. Dua di antaranya harus meregang nyawa karena mengalami luka sobek serius akibat gigitan anjing liar tersebut.
Arkat, bocah usia 11 tahun yang tercatat sebagai warga Jalan Nilakandi, Kelurahan Kemang Agung, Kecamatan Kertapati, Palembang, meregang nyawa setelah digigit anjing liar.
Pada Rabu, 4 Januari 2017, Arkat yang sedang mengejar layangan di kawasan rumahnya tiba-tiba dikejar gerombolan anjing liar. Sekitar tujuh ekor anjing langsung menyerang dan menggigit tubuh bocah malang itu.
Advertisement
Korban langsung berteriak minta tolong dan warga sekitar langsung mengusir anjing-anjing liar tersebut. Karena tubuh korban banyak mengalami luka gigitan dan cakaran, warga langsung membawa Arkat ke Rumah Sakit Bari Palembang.
Namun, Arkat menghembuskan nafas terakhir dalam perjalanan ke rumah sakit. Keesokan harinya, jenazah Arkat langsung disemayamkan di Tempat Pemakaman Umum (TPU) Keramasan, Kertapati Palembang.
Baca Juga
Menurut Lia, bibi korban, anjing yang menggigit keponakannya tersebut adalah kepunyaan salah satu warga di dekat pemukimannya. Pihak keluarga pun langsung membawa kasus ini ke jalur hukum.
"Saat kejadian, kami melihat ada salah satu anjing yang memakai kalung dan itu peliharaan seseorang. Saya tahu siapa yang memelihara anjing tersebut. Kasus ini sudah kami bawa ke jalur hukum dan aparat berwajib harus mengusutnya sampai tuntas," ujarnya kepada Liputan6.com, Jumat (6/1/2017).
Serangan Anjing Tak Terduga
Kematian tragis karena gigitan anjing juga dialami Abdi Galang Pratama (4,5) pada Kamis, 5 Oktober 2016. Anak pertama dari dua bersaudara ini mengalami luka gigit yang serius di bagian wajah dan kepala.
Kejadian berlangsung saat Abdi berada di luar bersama ibunya, di Jalan Anggrek II Kelurahan 15 Ulu, Kecamatan Seberang Ulu II Palembang. Saat ibunya sedang mengisi pulsa di dekat rumahnya, Abdi yang berada tak jauh dari sang ibu seketika berteriak kesakitan.
Ternyata, gerombolan anjing sedang menerkam dan menggigit bocah ini. Sang ibu pun langsung berteriak histeris meminta tolong. Abdi segera dilarikan ke RS Bari Palembang untuk mendapatkan penanganan medis.
Selang sepuluh hari pasca insiden tersebut, Abdi akhirnya menghembuskan nafas terakhir di rumah sakit.
Korban lainnya juga mengalami nasib serupa yaitu Ridho Saputra (11). Siswa kelas IV Sekolah Dasar (SD) ini mengalami luka cabik dan gigitan tujuh ekor anjing liar di sekujur tubuhnya pada Sabtu pagi, 31 Desember 2016.
Warga Jalan Abi Kusno, Kelurahan Keramasan, Kecamatan Kertapati Palembang tak mengira dirinya akan diserang anjing liar saat sedang bermain layang-layang didekat rumahnya.
Korban yang langsung berteriak minta tolong langsung dibantu warga. Ridho segera dilarikan ke RS Bari Palembang dan langsung mendapatkan suntikan anti rabies. Nyawa Ridho masih tertolong dan hingga saat ini masih dirawat di rumah sakit.
Advertisement
Tembak Mati Anjing
Pasca-penyerangan anjing liar di kawasan Kertapati Palembang, para orang tua merasa ketakutan membiarkan anak-anaknya bermain di kawasan tempat tinggalnya. Bahkan, ada warga yang melarang anak-anaknya untuk bermain di luar rumah.
"Sehabis pulang sekolah, saya tidak memperbolehkan anak saya keluar rumah lagi. Kalau pun dia sedang di luar, harus membawa batu untuk antisipasi jika ada anjing yang mendekatinya. Tidak hanya anak-anak, orang dewasa juga takut keluar rumah," ujar Rini, warga Kertapati Palembang.
Petugas Polresta Palembang dibantu warga langsung turun untuk memburu para anjing liar. Anggota kepolisian yang menurunkan sniper handal langsung menembak mati anjing liar yang meresahkan warga.
Kabag Ops Polresta Palembang Kompol Andi Kumara mengatakan mereka menggandeng anggota Persatuan Penembak Indonesia (Perbakin) Sumsel untuk memberantas anjing liar di pemukiman warga.
"Sudah ada enam ekor anjing yang kita tembak mati. Dari pengakuan warga, masih ada empat ekor lagi yang masih berkeliaran dan membuat cemas warga. Akan segera kita berantas," ucap Andi.