Orangtua Bayi Bongsor Manado Mencari Dana Persalinan

Si bayi bongsor Manado kini dalam perawatan intensif.

oleh Yoseph Ikanubun diperbarui 16 Jan 2017, 16:01 WIB
Diterbitkan 16 Jan 2017, 16:01 WIB
Bayi Bongsor Manado
Ibu bayi bongsor Manado (Liputan6.com / Yoseph Ikanubun)

Liputan6.com, Manado - Tiga hari pasca-operasi dan melahirkan bayi bongsor perempuan seberat 6,3 kg, Junita Senewe masih terbaring di ruang perawatan Rumah Sakit Pancaran Kasih Manado, Senin (16/01/2017).

Putri keduanya masih mendapat penanganan intensif di RS Prof Kandouw Manado, sedangkan sang suami Benhard Tamboto pergi mencari tambahan biaya persalinan.

"Dokter sudah menyatakan saya bisa keluar dari rumah sakit ini, Selasa 17 Januari besok. Kondisi saya juga sudah pulih. Namun yang saya pikirkan saat ini adalah bagaimana menutupi biaya persalinan ini," ujar Junita saat ditemui, Senin siang tadi.

Junita menuturkan, saat ini suaminya pergi ke ibu kota Kabupaten Minahasa untuk mencari bantuan keringanan pembiayaan dari Pemerintah Kabupaten Minahasa.

"Dia ke sana minta keterangan untuk meringankan biaya. Termasuk juga mengurus BPJS Kesehatan," ujar Junita.

Demi mengurus bantuan pembiayaan itu, kata dia, suaminya rela meninggalkan dirinya, termasuk bayi mereka yang dirawat. "Kalau bayi kami memang dalam penanganan medis. Tapi biar bagaimana perlu juga kehadiran keluarga di sana. Hanya saja memang suami perlu mengurus bantuan biaya itu," tutur Junita yang ditemani ibunya Nontje Makatipu.

Direktur RS Pancaran Kasih Manado, dr Franky Kambey mengaku Junita sementara dirawat di rumah sakit yang dipimpinnya.

Kabag Tata Usaha RS Pancaran Kasih Manado Alexander Potabuga mengatakan, total biaya yang harus dibayarkan untuk tindakan operasi dan perawatan sebesar Rp 12 juta.

"Itu sudah jumlah total. Terkait keluhan keluarga atas biaya itu, kami masih bernegosiasi dengan pihak keluarga, pemerintah dan juga gereja. Karena rumah sakit ini milik gereja," ujar Alexander.

Kepala Humas RS Prof Kandouw Manado, Antje Meike Dondokambey mengatakan, bayi bongsor seberat 6,3 kg itu masih menjalani perawatan intensif di ruangan Neonatal Intensive Care Unit.

"Untuk biayanya belum bisa kami kalkulasi, karena sementara perawatan. Kami juga minta surat keterangan tidak mampu dari pihak pemerintah desa," ujar Meike.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya