Cerita Sedih di Balik Kelahiran Bayi Bongsor Manado

Sang ibu sempat menunda kelahiran bayi berbobot 6,3 kg hingga memasuki usia kehamilan 10 bulan.

oleh Yoseph Ikanubun diperbarui 14 Jan 2017, 19:09 WIB
Diterbitkan 14 Jan 2017, 19:09 WIB

Liputan6.com, Manado - Seorang bayi perempuan bertubuh bongsor seberat 6,3 kg lahir pada Jumat, 13 Januari 2017 di RS Pancaran Kasih Manado. Di balik suka cita kelahiran, pasangan Benhard Tamoto dan Yunita Senewe, orangtua sang bayi, memendam cerita sedih.

Warga Desa Borgo, Kecamatan Tanawangko, Kabupaten Minahasa, Provinsi Sulawesi Utara itu datang ke rumah sakit mendaftar sebagai pasien umum pada Kamis malam, 12 Januri 2017. Mereka terpaksa menanggung biaya persalinan dari kantong pribadi karena belum terdaftar sebagai peserta BPJS Kesehatan.

"Sebenarnya jauh sebelum waktu mendekati proses persalinan ini, kami sudah mengurus kartu BPJS. Namun ada kendala KTP suami tercecer, sehingga harus mengurus lagi keterangan domisili," ujar Yunita yang masih terbaring lemah di ruangan perawatan pada Jumat malam.

Ketika itu, kata dia, suaminya berharap bisa mengurus kartu BPJS miliknya mengingat usia kandungan yang semakin tua. "Namun memang tidak bisa, dan kami harus menunggu sampai sekitar dua minggu. Akhirnya sudah harus melahirkan, kartu BPJS belum ada," tutur Yunita.

Mereka bahkan berupaya menunda persalinan karena kartu BPJS yang tak juga dikantongi. Namun, dokter mengingatkan usia kandungannya sudah lebih dari 9 bulan sehingga berbahaya bagi ibu dan bayi jika tak segera dilahirkan.

"Bahkan sudah masuk 10 bulan, tapi kami tidak punya biaya persalinan. Akhirnya harus dioperasi, dan menelan biaya yang lebih besar lagi lebih dari Rp 10 juta," ujar Yunita lirih.

Yunita sehari-hari bekerja sebagai karyawan di salah satu toko yang menjual alat-alat bangunan. Sementara, suaminya nelayan dengan penghasilan yang tidak tetap. "Dengan kondisi ini memang kami sangat berharap ada bantuan dari pemerintah," ujar dia.

Kini, Yunita masih terbaring di RS Pancaran Kasih Manado, sementara suaminya menunggui bayi kedua mereka yang dirujuk ke RS Prof Kandou Manado.

"Saya selalu kuatkan Yunita agar jangan dulu memikirkan biaya, tapi bisa cepat pulih setelah operasi ini. Dan bayinya bisa selamat," kata Nontje, ibunda Yunita.   

Bayi bongsor Yunita kini dirawat di Rumah Sakit Umum Pusat Prof Kandou Malalayang Manado karena ia mengalami sesak napas. Sang bayi kini dirawat di ruang Neonatal Intensive Care Unit (NICU).

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya