Liputan6.com, Makassar - Berbeda dengan tahun kemarin, pedagang burung pipit kurang beruntung di tahun baru Imlek 2017. Selain kebutuhan burung pipit tak sebanyak tahun lalu, harga burung pipit juga menurun. Dari tahun lalu Rp 3.000 menjadi hanya Rp 2.000.
"Pesanan burung pipit kali ini hanya 100 ekor, berbeda tahun kemarin sampai jutaan ekor. Bayangkan saja, tahun lalu itu kami diberi uang Rp 10 juta untuk mengadakan burung pipit yang akan dilepas di kelenteng,"kata Daeng Baso, pedagang burung pipit yang tiap tahunnya mangkal di kelenteng terbesar di Kota Makassar, Klenteng Xian Ma, Jalan Sulawesi, Sabtu (28/1/2017).
Menurut Baso, sedikitnya jumlah burung pipit yang dipesan warga Tionghoa sebagai imbas tahun ayam api di tahun ini. "Itu katanya yang jadi penyebab sampai kebutuhan burung pipit dikurangi. Tak ada rezeki lebih sehingga uang tak cukup untuk beli banyak," kata Baso kepada Liputan6.com.
Baso mengaku mendapatkan burung pipit dari hasil perburuan di beberapa daerah di Sulsel, di antaranya di Kabupaten Bone dan Jeneponto. Pasalnya, di sana lumayan banyak burung pipit karena sawah-sawah dibiarkan begitu saja.
Baca Juga
"Beda di Kabupaten Sidrap yang burung pipitnya berkurang karena petani sudah pintar mengusir hama burung pipit dengan cara modern," ucap Baso.
Kanto, panitia Klenteng Xian Ma mengatakan tradisi melepas burung pipit di hari Imlek diyakini untuk melancarkan rezeki. Maka itu, kata Kanto, para jemaat setelah bersembahyang di kelenteng melepaskan burung pipit ke angkasa dan memanjatkan sebuah harapan.
"Itu simbolis saja. Di mana kita kan manusia sama-sama mahluk hidup yang harus bebas dari masalah. Kita lepaskan burung agar bebas terbang di alam tidak berdiam di dalam kurungan. Coba sebaliknya, kita yang berada dalam kurungan kan sama yang dirasakan burung pipit itu," kata Kanto.