UGM Beri Honoris Causa pada 2 Peraih Nobel

Salah satu peraih Nobel yang dianugerahi gelar doktor honoris causa oleh UGM merupakan penemu rekayasa NRA.

oleh Yanuar H diperbarui 11 Feb 2017, 07:06 WIB
Diterbitkan 11 Feb 2017, 07:06 WIB

Liputan6.com, Yogyakarta - UGM memberikan gelar doktor Honoris Causa (HC) kepada dua peraih Nobel di bidang fisika  dan kedokteran. Peraih Nobel bidang fisika Sheldon Lee Glashow dan Richard J. Roberts di bidang kedokteran itu menerima gelar doktor HC di Graha Sabha Pramana UGM.

Prof Sofia Mubarokah, promotor Sir Richard John Roberts mengatakan Robert layak menerima gelar HC karena prestasi dan dedikasinya pada ilmu pengetahuan dan riset secara global. Selain itu, ia juga berupaya memberikan kesetaraan layanan sosial dan kesehatan dan pengembangan universitas di negara berkembang.

Upayanya itu mengantarkan Robert memperoleh gelar Nobel pada 1993. Penemuannya yang paling fenomenal adalah rekayasa RNA dan pembelahan sel.

"Kita tahu DNA ini adalah bagian dari trans yang diterjemahkan dari DNA. Dari penemuan itu, didapatkan hal luar biasa semua orang bilang gen itu hanya satu. Tapi ternyata, gen itu terdiri dari bagian-bagian di mana salah satunya adalah nonkoding atau RNA," ujar Sofia, Jumat, 10 Februari 2017.

Sofia mengatakan Robert dikenal juga dalam menggunakan bakteri dan menghasilkan enzim restriksi. Menurut dia, penemuan Robert ini merupakan revolusi penemuan di bidang biologi molekuler. Penelitian Robert juga berkontribusi pada riset kanker di seluruh dunia.

"Beliau yang mendukung genetic modified organism yang aman dan tidak ada dampak negatif dan terbukti puluh puluh tahun. Beliau berdialog untuk perdamaian dari penemuannya," ujar Sofia.

Sementara itu, Roberts mengatakan kedatangan ke UGM ini diharapakan ada potensi kerja sama dengan pihak UGM. Namun, yang penting baginya adalah pekerjaan yang dilakukan dan penghargaannya dapat menginspirasi anak muda. Ia mengaku senang dengan penghargaan yang diberikan oleh UGM.

"Penghargaan ini dapat menginspirasi anak muda sebagai generasi penerus bangsa," ujar Robert.

Sementara itu, Sheldon Lee Glashow mengaku kedatangannya ke Indonesia merupakan kali pertama. Menurut dia, negara Indonesia sangat menyenangkan dan terdiri dari berbagai pulau. Hal yang sama dengan yang ada di negaranya Amerika. Ia mengaku senang dengan penghargaan ini.

"Kunjungan pertama di Indonesia dan mengetahui bahwa ini merupakan negara dengan kepulauan dengan rambut berbeda warna berbeda namun bisa menyatu jadi satu bangsa. Sama dengan di Amerika walaupun lebih rumit dari Amerika," ujar Sheldon.

Sementara itu, Rektor UGM Dwikorita mengatakan UGM dengan bangga memberikan penghargaan ini karena temuan mereka sangat bermanfaat buat umat manusia. Ia berharap dapat bekerja sama dengan dua peraih Nobel terutama di bidang mulekuler biologi.

"Karya mereka sangat penting karena berdampak pada kepentingan manusia. Sehingga UGM memberikan penghargaan ini karena karyanya sangat fenomenal. Kami berharap dapat menginspirasi para peneliti untuk gigih dan mewujudkan karya karya yang tidak kalah fenomenal dengan beliau," ujar Dwikorita.

Dalam kuliah umum yang digelar di GSP UGM dihadiri 4.000 orang peserta dari akademisi, praktisi, dan masyarakat umum. Kuliah umum dari dua peraih Nobel ini merupakan pertama kalinya dalam sejarah UGM di mana pemenang hadiah Nobel berkenan memberikan kuliah umum di hari yang sama.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya