Liputan6.com, Yogyakarta - Masalah sampah yang tak kunjung selesai mendorong Bambang Suwerda, warga RT 12, Desa Bantul, Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta mendirikan Bank Sampah Gemah Ripah. Selain menuntaskan masalah sampah, pendirian bank sampah juga bertujuan untuk mengembalikan manfaat sampah kepada warga.
"Salah satunya mengadopsi bank konvensional yang proses ditabung uang, namun kini yang ditabung adalah sampah. Sehingga, kita kenalkan di temen-temen kami tinggal jadi nabungnya di bank sampah," ujar Bambang, Kamis, 16 Februari 2017.
Bambang mengaku pendirian bank sampah pada 2008 lalu tidaklah mudah sebab tidak semua warga di RT 12 memahami arti dari bank sampah. Namun, ia terus memperkenalkan idenya ke wilayah lainnya di sekitar desanya.
Advertisement
"Kami sadar dari 40 KK, tidak semua sadar dan mau, jadi kami tidak bergerak di RT 12 tapi di RT lain dan kampung lain, kelurahan lain, sehingga kami bergerak sampai provinsi yang lain. Kita juga bergerak ke Sumatra Utara. Tinggal NTT dan Aceh yang belum," kata Bambang.
Â
Ia mengatakan dalam menyadarkan dan menggaungkan bank sampah itu tidaklah mudah. Sebab kebanyakan warga masih suka membakar sampah dan membuang sampah. Warga masih belum terbiasa memilah dan memilih sampah.
"Butuh proses karena terbiasa bakar, buang ini, disuruh milah gini gini, itu perjuangan menyadarkan mereka. Kedua tenaga kerja tidak mudah di bank sampah, apalagi anak muda," ujar Bambang.
Baca Juga
Akhirnya, 25 orang yang diajak berpartisipasi aktif. Dengan ketekunan, jumlah anggota bank sampahnya kini bertambah hingga ribuan orang.
"Sekarang data terakhir itu 1.200 yang aktif itu dari perseorangan, sekolahan, kantor, kita MoU. Semua bisa masuk selama mereka punya sampah," kata dia.
Bambang mengatakan untuk ikut menjadi anggota di bank sampahnya cukup mudah. Warga bisa datang ke bank sampah dan membawa sampah yang sudah dipilah dan dipilih, lalu mendaftar dan mengisi formulir pendaftaran, fotokopi KTP dan bawa sampah.
Setelah itu, anggota baru akan mendapatkan buku rekening dan sudah menjadi nasabah baru. Namun, uang dari tabungan sampah baru bisa diambil setelah aktif menabung sampah selama tiga bulan.
"Biasanya, pengambilan itu di malam menjelang lebaran karena kegiatan lebaran. Ada yang sampai Rp 750- Rp 1 juta tergantung dia rajin nabung atau tidak. Nabung sampah dia dapat rupiah, dia dapat uang. Kalau bawa anak, dia dapat edukasi," kata Bambang.