47 Titik Rel di DAOP II Bandung Rawan Ambles, ini Langkah PT KAI

Setiap kereta api yang melintas di jalur yang terancam ambles melaju dengan kecepatan pelan.

oleh Abramena diperbarui 14 Mar 2017, 13:32 WIB
Diterbitkan 14 Mar 2017, 13:32 WIB
47 Titik Rel di DAOP II Bandung Rawan Ambles
Setiap kereta api yang melintas di jalur yang terancam ambles melaju dengan kecepatan pelan. (Liputan6.com/Abramena).

Liputan6.com, Purwakarta - Peristiwa jalan ambles terjadi di jalur penghubung antardesa di Desa Mekar Galih, Kecamatan Jatiluhur, Kabupaten Purwakarta, Jawa Barat. Kejadian itu berimbas pada penurunan rel kereta api lintas selatan di wilayah itu.

Penurunan rel terjadi tepat di Kilometer 107 setelah tanah yang dijadikan sebagai jalur rel ikut ambles dengan panjang mencapai 25 meter dan kedalaman penurunan hingga 5 milimeter.

Kondisi itu langsung dipantau pihak PT. KAI Daerah Operasional (DAOP) II Bandung. PT KAI DAOP II Bandung langsung melakukan pemeriksaan secara menyeluruh terhadap kondisi jalur yang turut terkena dampak jalan ambles dan longsornya jalan yang ada di sekitar jalur kereta api.

Meski terjadi penurunan jalur, pihak DAOP II Bandung memastikan kondisinya masih dalam tahap aman dan dapat dilintasi perjalanan kereta api.

"Ini ada penurunan sejak tanggal 3 Maret, terus langsung kita atasi sampai tanggal 8 Maret kemarin. Jadi penurunannya hanya 50 milimeter, kita atasi dengan rel bendel," kata Kepala PT KAI DAOP II Bandung, Saridal saat meninjau lokasi ambles Km 110 Jatiluhur, Purwakarta, Senin, 13 Maret 2017.

Untuk mengantisipasi terjadinya kecelakaan, pihaknya memberlakukan setiap kereta api yang melintas di jalur yang terancam ambles melaju dengan kecepatan pelan. Kereta api yang melintas hanya boleh berjalan di bawah 20 Kilometer per jam dari batas normal 55 Kilometer per jam.

"Sementara kecepatan kita batasi 20 kilometer per jam. Ke depannya kita normalisasi supaya normal lagi kecepatannya. Yang di tubuhnya jalan rel kita atasi dengan penambahan balas lalu kita angkat lagi supaya normal," ujar Saridal.

Proses perbaikan terhadap rel kereta api yang mengalami penurunan terus dilakukan secara bertahap. Jika jalur terus tergerus amblesnya tanah yang mengalami pergeseran, PT. KAI akan mengambil langkah dengan melakukan pengangkatan. Selain itu juga dilakukan pemasangan penahan pergeseran badan jalan, baik menggunakan pasak maupun dengan tumpukan karung berisi pasir.

Kata dia, selain di titik tersebut, penurunan jalur rel kereta api sebenarnya juga terjadi di titik lain. Pihaknya mencatat, ada 47 lokasi di wilayah DAOP II dengan kondisi hampir sama.

Untuk wilayah Purwakarta, titik tersebut berada di Kilometer 110 sedalam 50 Milimeter dengan panjang rel yang ambles 20 Meter, dan dua titik lain masing-masing di Kilometer 107 Jatiluhur dan Kilometer 99 Sadang.

Saat ini ke 47 titik tersebut dalam pemantauan pemantauan dengan mensiagakan 172 petugas penjaga rawan.

"Di (wilayah) DAOP Bandung itu ada 47 lokasi, di Purwakarta di lokasi ini Kilometer 110 dan 107. Serta Kilometer 99 di gorong-gorongnya ambrol, namun hanya dua jam sudah dibereskan dan sudah normal lagi," kata Saridal.

Amblesnya jalur rel kereta menuju lintas selatan terjadi setelah tanah di sekitar rel mengalami longsor sepanjang 100 Meter dengan kedalaman mencapai dua Meter. Itu diperparah dengan intensitas hujan yang tinggi di wilayah tersebut serta adanya aliran air di bawah tanah.

Sedangkan menurut Kepala Tekhnik Perkereta apian Jawa Bagian Barat, Arisman, perbaikan secara permanen, baik badan jalan maupun jalur rel kereta api, serta tanah yang mengalami longsor, dibutuhkan waktu lebih dari lima bulan.

"Menurut kami untuk tanah di Jawa Barat ini sangat labil, kita tahu terjadi juga di beberapa titik, bukan hanya di sini, di lintas Bandung-Banjar juga sangat rawan. Jadi kita perlu penelitian, apalagi di musim hujan saat ini," ujar Arisman.

Semua titik rawan rel ambles akan segera ditangani. Penanganan dilakukan usai mendapat hasil kajian menyeluruh terhadap titik-titik rawan dimaksud.

"Tetap kita tangani segera, namun penyelesaian selengkapnya semuanya setelah dilakukan studi. Secepatnya, jadi studi itu membutuhkan waktu sekitar empat sampai lima bulan untuk studinya," ujarnya.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya