Liputan6.com, Jambi - Jumat, 24 Maret 2017 menjelang sore, Hardian (40) masih disibukkan dengan pekerjaan di kebun miliknya. Samar-samar ia mendengar suara dengusan, makin lama makin dekat. Belum sempat menoleh, punggung warga Desa Pulau Tengah, Kecamatan Jangkat, Kabupaten Merangin, Jambi ini terasa ditimpa benda besar.
Badan Hardian langsung terpental, belum lagi berdiri punggungnya terasa digigit dengan keras. "Setelah saya lihat dengan jelas, ternyata itu babi hutan dengan ukuran yang besar," ujar Hardian saat dirawat di RSUD Kolonel Abundjani, Kota Bango, Sabtu 25 Maret 2017.
Beruntung Hardian sempat berteriak minta tolong. Sejumlah warga yang mendengar langsung mendatangi lokasi. Babi raksasa yang mengamuk tersebut langsung lari ke dalam rimbunnya semak-semak perkebunan.
Advertisement
Baca Juga
Oleh warga, Hardian langsung dilarikan ke RSUD Kolonel Abundjani di Kota Bango, ibu kota Kabupaten Merangin. Ia mengalami luka memar dan bekas gigitan cukup parah di bagian punggung sebelah kiri.
Kirom, salah seorang warga Desa Pulau Tengah mengatakan, pada hari itu memang warga desa tengah melakukan perburuan babi secara massal. Berburu beramai-ramai tersebut memang lumayan sering dilakukan warga untuk mengusir atau menangkap kawanan babi yang kerap mengacak-acak kebun milik warga.
Dalam sebulan, ritual berburu babi dilakukan bisa sampai dua kali. Beberapa warga atau petani juga kerap memasang jaring atau jerat babi di perkebunan.
"Babi yang menyerang Hardian memang besar. Mungkin itu induk babinya," ucap Kirom.
Daerah Kecamatan Jangkat di Kabupaten Merangin memang dekat dengan kawasan hutan Taman Nasional Kerinci Seblat (TNKS) yang menjadi habitat sejumlah satwa liar. Tak hanya babi hutan, beberapa satwa lain juga kerap muncul di kawasan perkampungan atau kebun warga. Di antaranya seperti beruang, gajah hingga harimau Sumatra.