Liputan6.com, Bengkulu Perkembangan sektor Financial Technologi atau Fintech yang saat ini sedang menjamur dan memunculkan para pemain baru atau startup membuat Bank Indonesia sebagai pemegang kebijakan moneter mengambil langkah antisipasi. Apalagi saat ini para pengelola investasi berbasis teknologi tersebut sudah memiliki akses sangat luas.
Analis Fintech Bank Indonesia Miftahul Khoiri mengatakan, meskipun banyak startup yang muncul, saat ini masih bisa terjangkau oleh pengawasan dan dikelompokkan dalam satu sandbox atau kotak pasir pengawasan.
"Kita membuat regulator sandbox untuk melakukan pengintaian terhadap bisnis yang jika dijumlahkan memunculkan angka yang besar," kata Miftahul di Jakarta (23/3/2017)
Advertisement
Baca Juga
Regulator atau aturan yang dibuat itu guna memuluskan rencana Presiden Jokowi untuk mengembangkan teknologi hingga ke desa atau "Desa Go Online" dengan memanfaatkan peluncuran Palapa Ring pada tahun 2018. Para investor perorangan dengan angka investasi tidak lebih dari Rp 10 juta akan memainkan peran langsung kepada pelaku ekonomi kelas menengah kebawah.
Menurut Miftahul, sasaran startup kelas menengah ke bawah itu adalah bisnis yang terbukti tangguh menopang perekonomian saat Indonesia dalam kondisi krisis. Terutama sektor pertanian dan industri krestif produk rumah tangga. Â
Kepala tim Advisory dan pengembangan ekonomi Kantor Perwakilan Bank Indonesia Bengkulu Christin R Sidabutar mengatakan, daerah yang masih memiliki lahan yang luas serta masih terbatasnya akses Financial Technologi sangat membutuhkan para pemain startup. Tetapi dukungan pemerintah daerah untuk mempermudah proses perizinan dan komunikasi merupakan faktor yang sangat penting.
Investasi kotak pasir ini akan berkembang jika Pemda mampu mengakomodir para pelaku ekonomi baru. Banyak hal yang bisa dilakukan, tidak hanya pertanian, sektor lain seperti pariwisata dan produk kreatif rumah tangga juga diincar para pemodal non Bank tersebut," tegas Christin.
Christian Himawan, vice president Tani Found yang bergeran dalam bidang investasi sektor pertanian mengatakan, saat ini memang dibutuhkan banyak pemain baru untuk pengembangan sektor ini dengan basis tekhnologi. Kesulitan petani Indonesia adalah memiliki lahan dan pengalaman tetapi masih saja terbelit kesulitan mengakses permodalan yang masih didominasi sektor perbankan.
"Secara administrasi permodalan perbankan sulit diakses para petani, apalagi dengan bunga yang terhitung tinggi, para pemain startup merupakan solusi jangka panjang," ujar Christian.
Selain permodalan, pendampingan juga dilakukan oleh investor kotak pasir. Sistem bagi hasil yang terbuka serta laporan perkembangan usaha secara berkala, membuat para pemodal yakin saat menitipkan uangnya untuk dikelola.
Â