Mahasiswa Yogyakarta Tewas Saat Niat Mandi di Kaki Gunung Rinjani

Sebelum mandi di kaki Gunung Rinjani, ia hanya ingin berswafoto.

oleh Liputan6 diperbarui 25 Apr 2017, 19:04 WIB
Diterbitkan 25 Apr 2017, 19:04 WIB
Mahasiswa Yogyakarta Tewas Saat Niat Mandi di Kaki Gunung Rinjani
Sifat aliran lahar dari suatu letusan gunung berapi tidak bisa ditebak, sehingga mungkin saja ibukota kerajaan Lombok Purba tertimbun lahar. (Sumber trekkingrinjani.com)

Liputan6.com, Mataram - Taufik Budi Prasetiyo (23), warga Jomblang, Mulyodadi, Bantul, Yogyakarta ditemukan tewas tenggelam di pemandian Aik Kalak, sekitar Danau Segara Anak, Gunung Rinjani, Pulau Lombok, Nusa Tenggara Barat, Senin, 24 April 2017, sekitar pukul 10.00 Wita.

"Saat ini, korban masih dalam proses evakuasi dari atas pegunungan," kata Pelaksana harian (Plh) Kepala Balai Taman Nasional Gunung Rinjani (BTNGR) Mustafa Imran Lubis di Mataram, dilansir Antara, Selasa (25/4/2017).

Dari informasi yang diperoleh, kata dia, korban meregistrasi pendakian melalui pintu pendakian Sembalun, Kabupaten Lombok Timur, pada 21 April 2017.

Korban yang diketahui masih berstatus mahasiswa di kartu tanda penduduk (KTP), mendaki Gunung Rinjani bersama dua temannya, Muhamad Ali S (21), mahasiswa asal Kampung Lebak Pasar RT 001/001 Desa Nambo, dan Setio Teguh N (22), asal Kampung Tengah RT03 RW 06 Cileungsi.

"Korban bersama dua rekannya berencana melakukan pendakian Gunung Rinjani selama tiga hari dua malam," ujarnya.

Pada Sabtu, 22 April 2017, korban beserta dua rekannya tiba di Danau Segara Anak, sekitar pukul 17.30 Wita dan bermalam. Pada Minggu, 23 April 2017, sekitar pukul 07.30 Wita, korban bersama temannya Muhammad Ali S pergi mengambil air di sumber mata air yang terdapat di sekitar kolam pemandian air panas.

Setelah mengambil air, korban dan temannya mampir untuk berswafoto. Korban juga mengajak Ali untuk mandi. Namun, Ali menyarankan untuk mandi di lokasi air yang berada di atas karena ramai pengunjung.

Awalnya, Ali melihat korban membuka baju dan berada di pinggir kolam air panas Aik Kalak. Ali berniat untuk mandi juga, tetapi terlebih dahulu menaruh air di atas bukit yang jaraknya sekitar 20 meter dari kolam air panas Aik Kalak.

Setelah kembali ke kolam, Ali tidak melihat korban berada di tempatnya. Ia pun mencari bantuan ke arah base camp dan bertemu dengan salah seorang pendaki bernama Jalil.

Mereka berdua kemudian meminta pertolongan kepada para pendaki Rinjani lainnya untuk mencari di sekitar kolam pemandian Aik Kalak. Namun hingga pukul 20.00 Wita, mahasiswa itu tidak ditemukan.

Korban baru bisa ditemukan pada Senin, 24 April 2017, sekitar pukul 10.00 Wita.

Lubis mengatakan, tim penyelamat dari BTNGR Pos Sembalun dan Tim Medis Edelweis Medical Help Center (EMHC) berencana membawa korban ke Rumah Sakit Umum Daerah Selong, Kabupaten Lombok Timur.

"Nanti setibanya di Pos BTNGR Sembalun, korban akan langsung dibawa ke rumah sakit untuk diautopsi," katanya.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya