Sail Krakatau 2017, Menengok Gunung Legendaris yang Terus Bangkit

Anak Gunung Krakatau terus tumbuh. Krakatau siap kembali.

oleh Yandhi Deslatama diperbarui 01 Mei 2017, 18:07 WIB
Diterbitkan 01 Mei 2017, 18:07 WIB
Sail Krakatau
Sail Krakatau 30 April 2017 diikuti 1.500 peserta (Liputan6.com / Yandhi Deslatama)

Liputan6.com, Cilegon - Gunung Krakatau di Selat Sunda pernah mengguncang dunia. Letusan dahsyatnya pada 1883 memicu beragam dampak ke seantero dunia. Letusan itu menyisakan Gunung Anak Krakatau dan tiga pulau lainnya yang terus tumbuh hingga saat ini.

Sedikitnya 1.500 orang peserta Sail Krakatau antusias menyaksikan jejak kedahsyatan Krakatau, pada Minggu 30 April 2017. Mengarungi Selat Sunda sejak siang hingga malam, mereka naik kapal mengitari Gunung Anak Krakatau yang hingga kini terus aktif menyemburkan lahar dan material vulkaniknya, pertanda sang gunung tetap hidup.

"Nama gunung Krakatau sudah mendunia. Terletak di antara Pulau Jawa dan Sumatera," kata Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kota Cilegon, Heri Mardiana, saat ditemui di atas KMP Sebuku, dalam acara Sail Krakatau 2017, Minggu 30 April 2017.

Menurut Heri, meski letusan Gunung Krakatau yang pernah mengguncang dunia, namun masih banyak masyarakat yang belum mengetahui dan melihat secara langsung bagaimana gunung bersejarah tersebut.

"Bagaimanapun kita punya sejarah meletusnya gunung Krakatau tahun 1883. Karena banyak orang yang belum tahu lokasi Gunung Krakatau, tapi cuma tahu namanya saja," terangnya.

Nama legendaris Gunung Krakatau sampai menarik Duta Besar Panama, Deborah Ho Ng de Cogley, untuk menyaksikan secara langsung eksotisnya gunung Krakatau. "Sosialisasi kita sudah maksimal. Antusias masyarakat tinggi," katanya. 

Dubes Panama Penasaran

Duta Besar Panama, Deborah Hi Ng de Cogley, yang mengikuti Sail Krakatau 2017 mengaku terkesan dengan kesakralan gunung berapi tersebut. "Menarik, saya belum pernah melihat Krakatau secara jelas seperti sekarang ini. Ini pertama kali saya lihat Krakatau secara langsung. Pemandangannya sangat bagus," katanya.

Sail Krakatau 30 April 2017 diikuti 1.500 peserta (Liputan6.com / Yandhi Deslatama)

Wanita yang mendatangi prosesi Adat Seba Baduy hingga Sail Krakatau bersama keluarganya ini mengaku mendapatkan informasi dari staff pribadinya bernama Lili yang juga warga Kota Cilegon. Sehingga menceritakan kepada dirinya betapa menariknya dua acara tersebut.

"Kolega saya di Jakarta banyak yang pingin pergi, tapi belum ada kesempatan dan saya akan menceritakan kepada mereka mengenai perjalanan ke Krakatau ini."

Geliat Krakatau

Sail Krakatau
Sail Krakatau 30 April 2017 diikuti 1.500 peserta (Liputan6.com / Yandhi Deslatama)

Tiga buah pulau terbentuk pasca-meletusnya gunung Krakatau pada 1883, yakni Pulau Rakata, Pulau Rakata Kecil, dan Pulau Panjang. Di tengahnya kini berdiri tegak Gunung Anak Krakatau.

Berbagai referensi menunjukkan 50 atau 70 tahun lagi pulau dan anak gunung itu akan menyatu seperti sebelum meletus pada 1883. Kini ketinggian dan luas Gunung Anak Krakatau terus bertambah hasil dari bertumpuknya material bebatuan dan pasir yang keluar dari dalam perut gunung.

"Kita justru senang kalau tiap hari mengeluarkan magmanya karena aktif. Justru kita khawatir kalau gunung (Krakatau) ini diam, itu bisa meledak. Ketinggiannya setiap tahun bisa bertambah mencapai satu meter," kata Ketua Himpunan Pramuwisata Indonesia (HPI) Kota Cilegon, Manta. 

Sail Krakatau 30 April 2017 diikuti 1.500 peserta (Liputan6.com / Yandhi Deslatama)

Gunung Krakatau meletus dahsyat pada 26-27 Agustus 1883 yang mengubah iklim dunia karena mengeluarkan batu-batu apung dan abu vulkanik dengan volume 18 kilometer kubik. Semburan debu vulkanisnya mencapai 80 kilometer. .

Suara letusannya terdengar sejauh 4.653 kilometer dengan daya ledaknya diperkirakan mencapai 30 ribu kali bom Hiroshima dan Nagasaki. Suara letusannya didengar oleh seperdelapan penduduk dunia kala itu. Abu vulkaniknya menyebabkan dunia gelap selama dua hari, bahkan mentari masih redup hingga satu tahun setelah ledakan Gunung Krakatau.

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya