Berayun di Atas Tebing 6 Meter Saat Pagi, Berani Coba?

Ayunan Langit Watu Jaran menyuguhkan atraksi ekstrem berayun di atas jurang.

oleh Liputan6.com diperbarui 17 Mei 2017, 06:01 WIB
Diterbitkan 17 Mei 2017, 06:01 WIB
Ngeri-Ngeri Sedap, Berayun di Bibir Jurang Bukit Cekong
Ayunan Ekstrem di Bukit Cekong. (Liputan6.com/Fauzan)

Liputan6.com, Kulonprogo - Pengelola Desa Wisata Purwosari, Kecamatan Girimulyo, Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta, mengembangkan destinasi baru "Ayunan Langit Watu Jaran". Wahana Ayunan Langit Watu Jaran ini dikembangkan untuk mendukung Desa Wisata Purwosari.

Di wahana Ayunan Langit Watu Jaran ini, wisatawan disuguhi atraksi yang menggugah adrenalin. Saat pagi ataupun sore hari, pengunjung bisa menaiki ayunan dengan ketinggian delapan meter dan kedalaman jurang enam meter. Bukit Watu Jaran ini berada di ketinggian 750 mdpl.

"Silakan, bagi wisatawan yang mempunyai keberanian, datang untuk menikmati Ayunan Langit yang ada di Desa Purwosari," kata Kepala Desa Purwosari Purwito Nugroho Wiji Mulyanto di Kulon Progo, Selasa 16 Mei 2017, dilansir Antara.

Purwito mengatakan harga tiket objek wisata Ayunan Langit sebesar Rp10 ribu per orang. Tiket ini, biaya ojek pulang pergi dan asuransi. Kemudian, bagi wisatawan yang akan menikmati ayunan dikenai biaya Rp 20 ribu per orang dengan durasi sekitar lima menit. Total biaya untuk menikmati atraksi wisata Ayunan Langit Watu Jaran Rp 30 ribu per orang.

Purwito menjelaskan kekuatan ayunan paling berat 500 kg. Alat yang digunakan dengan baja, sehingga bisa tahan dari korosi. Selain itu mengunakan empat batang besi supaya lebih kuat. Dia menjamin pihaknya akan melakukan perawatan secara berkala.

"Kami akan melakukan perawatan secara berkala. Alat ayunan bisa bertahan lebih dari tiga tahun," katanya.

Terkait jalan menuju Ayunan Langit Watu Jaran yang rusak, Purwito mengatakan akan dibangun pada 2017 ini dengan APBD kabupaten. "Pertengahan tahun ini akan dibangun," katanya.

Salah satu pengunjung Ayunan Langit Watu Jaran Ferdy Devian Supriyono mengatakan saat naik ayunan, tangan dan kakinya dingin. Tapi setelah diayun, rasa itu hilang, dan adrenalin semakin meningkat.

Ia mendapat informasi keberadaan Ayunan Langit Watu Jaran dari media sosial. Untuk membuktikan hal tersebut, dirinya langsung ke sini. "Saya dapat informasi dari Instagram," katanya.

Kepala Dinas Pariwisata Kulon Progo Krissutanto mengatakan pengelola wisata memang harus membuat sesuatu yang unik, dan atraktif supaya dapat menarik kunjungan wisata. Di Desa Wisata Purwosari sangat lengkap mulai dari curug, gua hingga agrowisata wisata. Agrowisata didukung kebun salak, kambing PE, kapulaga, cengkih, dan teh.

"Kami memberikan dukungan bagi masyarakat yang mengembangkan wisata. Kami akan mempromosikan objek wisata yang dikembangkan masyarakat," ujar dia.

Namun demikian, ia mengakui ada persoalan pengembangan objek wisata , yakni infrastruktur jalan yang belum memadai. Untuk itu, pihaknya melakukan koordinasi dengan Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) dan Dinas Pekerjaan Umum, Perumahan dan Kawasan Permukiman untuk pembangunan infrastruktur jalannya.

"Kendala pengembangan wisata di Bukit Menoreh yakni akses jalan," katanya.

 

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya