Tim Komsos KWI Kunjungi Pesantren An Najah

Tim Komsos KWI didaulat bicara tentang menulis di Pesantren An Najah, Purwokerto

oleh Gabriel Abdi Susanto diperbarui 25 Mei 2017, 12:03 WIB
Diterbitkan 25 Mei 2017, 12:03 WIB
Komsos KWI
AA Kunto, KH Mohammad Roqib, Romo Eko Putranto, A. Margana di Pesantren An Najah ( Foto : A Margana)

 

Liputan6.com, Jakarta Tim Komisi Komsos KWI yang tengah menggelar pelatihan penulisan kreatif dalam Pekan Komsos Nasional (PKSN) di Purwokerto, didaulat untuk membagikan pengalaman menulis kepada para santri mahasiwa-mahasiswi Pesantren An Najah, Kutasari, Purwokerto, Jawa Tengah, 24/5 malam.

Dalam kunjungan itu, AA Kunto dan A Margana mendapat kesempatan bicara di depan seratusan santri yang diasuh oleh KH Mohammad Roqib. Kyai menjelaskan bahwa ia selalu menanamkan nilai-nilai keterbukaan kepada para santrinya. “Saya tanamkan agar para santri memiliki pandangan yang terbuka dan bisa bekerjasama dengan siapa saja,”kata dosen Program Pascasarjana IAIN Purwokerto itu.

Bahkan beberapa kali, kata KH Mohammad Roqib, pesantren khusus untuk mahasiswa dan mahasiswi itu menerima sejumlah frater untuk live in di sana. “Mereka tinggal di sini, makan ala pesantren. Mereka senang dan tetangga pun tak tahu kalau mereka itu frater karena di sini mereka ikut pakai sarung dan kopiah,”kata Ketua FKUB Purwokerto itu.

Dalam Pekan Komsos Nasional di Keuskupan Purwokerto, Pesantren An Najah mengirim lima santriwati untuk mengikuti pelatihan penulisan kreatif 24-25 Mei. Di dalam pelatihan, mereka menawarkan kepada para peserta, yang sebagian besar utusan dari berbagai paroki dan sekolah Katolik di Keuskupan Purwokerto, untuk mengikuti diskusi kepenulisan dan sastra di Pesantren An Najah. Kegiatan para santri di bidang seni tulis dan sastra diwadahi dalam “Pondok Pena”, yang setiap bulan menggelar diskusi terbuka untuk pihak luar pesantren.

Pesantren An Najah, menurut KH Mohammad Roqib, didirikannya sekitar sepuluh tahun lalu. Pesantren yang dikhususkan bagi mahasiswa dan mahasiswi itu kini dihuni sekitar 200 santri yang berasal dari berbagai daerah, termasuk empat orang dari Thailand. Sehari-hari para santri kuliah di sejumlah perguruan tinggi di Purwokerto seperti Universitas Soedirman, IAIN Purwokerto, dan lain-lain. (A Margana)

 

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya