Liputan6.com, Jambi - Mudik saat Lebaran menjadi waktu paling dinanti oleh warga perantauan, termasuk warga Jambi. Namun, waktu berkumpul dan berlibur di kampung halaman terganggu dengan maraknya pungutan liar alias pungli di sejumlah lokasi wisata yang ada di Kerinci, Jambi.
Pengalaman digetok harga tiket masuk lokasi wisata maupun parkir mahal menjadi 'oleh-oleh' tak mengenakan bagi para perantau yang pulang kampung ke Jambi.
Harun (47), salah seorang warga Kota Jambi menceritakan pengalamannya saat pulang ke kampung halaman istrinya di Kabupaten Kerinci. Pria dua anak yang mengaku sudah tiga tahun tidak mudik Lebaran ini sengaja pulang untuk bertemu keluarga tercinta sekaligus berlibur di Kabupaten Kerinci yang terkenal memiliki wisata pegunungan yang indah.
Advertisement
"Banyak pengunjung yang ngeluh tarif masuk Danau Kerinci yang mahal. Tidak sesuai peraturan aturan daerah (Perda)," ujar Harun, Rabu (7/5/2017).
Baca Juga
Menurut pria yang sehari-hari bekerja di salah satu percetakan di Kota Bekasi, Jawa Barat itu, berdasarkan Perda Nomor 23 Tahun 2011, tarif masuk objek wisata Danau Kerinci adalah Rp 2 ribu untuk anak-anak dan Rp 4 ribu untuk dewasa.
Namun saat Lebaran kemarin, tiket masuk menjadi Rp 10 ribu per orang. Parkir masuk roda dua Rp 10 ribu dan roda empat Rp 20 ribu. Jumlah itu bakal makin besar apabila banyak keluarga atau rombongan yang masuk.
"Bahkan, ada pengunjung yang datang diusir jika tidak mau bayar dengan tarif baru itu," kata Harun.
Menurut Harun, tiket mahal itu hampir terjadi di seluruh objek wisata yang ada di Kabupaten Kerinci, seperti di objek wisata Aroma Peco, Kayu Aro. Ia berharap, pemerintah bisa tegas menindak pemberlakukan tiket yang menurutnya sebagai pungutan liar tersebut.
"Jika tiket dan parkir tidak sesuai aturan, bagaimana wisata Kerinci mau maju. Pasti pengunjung akan mengeluh dan enggan balik lagi," ucapnya.
Tak hanya soal tarif tiket dan parkir, Harun juga amat menyayangkan dengan kondisi tempat wisata di Kerinci selama Lebaran. Banyak sampah berserakan. Belum lagi fasilitas wisata yang tak terurus, rusak dan berlumut. Padahal, pengunjung sudah membayar mahal untuk masuk ke sejumlah lokasi wisata yang dikelola Pemkab Kerinci itu.
Ketua Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) Provinsi Jambi, Ibnu Kholdun amat menyayangkan kondisi tersebut. Ia mengaku sudah banyak menerima pengaduan maupun kabar akan kondisi wisata Kerinci tersebut.
"Pengunjung ke tempat wisata kan mencari kenyamanan. Jika ada praktik pungli seperti ini kan mencoreng citra wisata di Jambi," katanya.
Menurutnya, momen Lebaran ini seharusnya menjadi momentum bagi Tim Saber Pungli yang dibentuk pemerintah daerah untuk bekerja. Para pelaku pungli di lokasi wisata harus ditertibkan dan jangan didiamkan agar tidak kembali terulang.
Saksikan Video Menarik di Bawah Ini: